Bengkulu (Antara) - Omzet pedagang kue kering menjelang Idulfitri 1436 Hijriah di Bengkulu merosot hingga 50 persen dibandingkan penjualan pada Lebaran 2014.
"Pendapatan menurun hingga 50 persen, untuk dapat penglaris Rp150 ribu saja sangat sulit," kata Junaidi, pedagang kue kering di pasar tradisional Pasar Minggu Kota Bengkulu, Kamis.
Ia mengaku, biasanya transaksi penjualan kue kering sudah tinggi pada sepekan menjelang lebaran (H-7).
Pada Lebaran 2014 transaksi penjualan kue kering pada sepekan menjelang lebaran mencapai Rp3 juta per hari, sedangkan saat ini hanya Rp1,5 juta per hari.
Menurutnya, transaksi jual beli kue hampir mencapai puncak pada H-7 hingga malam takbiran menyambut lebaran.
"Tahun ini pembelian lebih sepi dibanding tahun lalu, mungkin karena harga komoditas perkebunan juga anjlok," katanya lagi.
Ia mencontohkan harga komoditas perkebunan karet yang bertahan rendah dalam dua tahun terakhir.
Begitu pula harga komoditas sawit yang bertahan rendah Rp1.200 per kilogram.
"Padahal harga kue kering yang kami jual tidak terlalu mahal, antara Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram," katanya pula.
Penjual kue kering lainnya, Noval juga mengeluhkan rendahnya daya beli masyarakat menjelang lebaran tahun ini.
Ia memperkirakan, daya beli yang rendah karena ada kebutuhan yang lebih mendesak, antara lain pendaftaran siswa serta membeli berbagai kebutuhan sekolah untuk tahun ajaran baru.
"Tahun ini lebaran bertepatan dengan tahun ajaran baru, jadi pasti pembelian seragam didahulukan," kata dia.
Ia menyebutkan, transaksi per hari pada Lebaran 2014 bisa mencapai Rp2 juta per hari, sedangkan saat ini hanya Rp1 juta per hari.
Kue untuk berlebaran yang dijual Noval diambil dari para agen, dan sebagian dibuat sendiri, seperti dodol ketan atau dalam bahasa lokal disebut gelamai.***3***