Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu Dewi Dharma di Bengkulu, Minggu menyebutkan, meskipun sejak Januari hingga saat ini belum ditemukan kasus stunting, namun pihaknya menerima laporan terdapat keluarga terindikasi stunting.
"Kalau untuk kasus tidak ditemukan kasus stunting, tapi keluarga berisiko terindikasi ada ditemukan. Kita sudah lakukan pendampingan dan membawa ke dokter serta Dinas Kesehatan," ujar dia.
Ia menerangkan, pihaknya memberikan pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting dari calon pengantin, ibu hamil, pascamelahirkan dan anak usia di bawah dua tahun (baduta).
Kemudian, jika berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan ternyata keluarga tersebut belum mengalami stunting maka, pihaknya akan diberikan asupan gizi agar tidak terjadi penyakit lainnya.
"Jika ditemukan keluarga berisiko stunting maka kami mengunjungi dan kita bawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Selain itu, terang Dewi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu juga terus menggelar gerakan intervensi serentak dengan melakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan secara gratis guna menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Untuk pemeriksaan yang dilakukan pada kegiatan gerakan intervensi tersebut terdiri dari skrining layak hamil, pengukuran lingkar lengan atas (lila), intervensi sesuai tata laksana, penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan atau panjang badan untuk balita.
Selain itu, Pemkot Bengkulu terus berupaya menekan angka stunting di wilayah tersebut hingga nol kasus dengan terus menjalani program secara sistematis dan terstruktur.
Untuk menekan angka stunting di Kota Bengkulu, selain dari pemerintah yang terus berupaya, dirinya juga meminta agar masyarakat turut berpartisipasi mencegah meningkatnya kasus stunting di wilayah tersebut.
Seperti, mencegah adanya pernikahan dini di lingkungan keluarga atau rumah dan menjalani semua program yang telah dijalankan oleh pemerintah.
Diketahui, kasus stunting di Kota Bengkulu mengalami penurunan hingga 6,2 persen pada 2023, sebab pada 2022 yaitu 12,9 persen menjadi 6,7 persen pada 2023 sehingga mengalami penurunan sebesar 6,2 persen.