Tempe dalam sejarah panjang peradaban Indonesia, sudah ada sejak abad ke-16
Selasa, 26 Maret 2024 14:37 WIB 1349
Ilustrasi- Produk tempe milik perajin tempe Lampung. Bandarlampung, Jumat (8/1/2021) (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Pangan, Gizi, dan Kesehatan Institut Pertanian Bogor (IPB) Made Astawan mengatakan tempe mempunyai sejarah panjang dalam peradaban Indonesia karena sudah ada sejak abad ke-16.
"Kata tempe pertama kali muncul dalam Serat Centhini. Centhini adalah suatu buku tentang kehidupan masyarakat Jawa pada abad ke-16," kata Made dalam lokakarya tentang lika-liku tempe yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Serat Centhini memuat kata tempe pada jilid 3, 4, 5, 6, dan jilid 10, 11, 12. Keberadaan kata tempe dalam Serat Chentini menandakan tempe sudah menjadi panganan lokal masyarakat selama lebih dari 450 tahun.
Made mengemukakan budaya tempe berakar dari tradisi masyarakat Jawa yang dikaitkan dengan berbagai ritual dan kegiatan masyarakat, seperti ritual sunatan, ritual kehamilan, maupun ritual minta hujan.
"Ada banyak ritual masyarakat Jawa yang melibatkan tempe," ujarnya.
Di Indonesia, kata dia, awalnya tempe ada di sekitaran Yogyakarta. Sedangkan, pusat-pusat tempe berada di Malang, Purwokerto, Bandung, dan Pekalongan.
Made mengungkapkan bahwa program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah sekitar tahun 1970-an telah menyebarluaskan pengaruh tempe ke dalam kuliner Nusantara.
"Masyarakat Jawa yang mengikuti program transmigrasi membawa budaya tempe ke daerah tujuan transmigrasi. Kini tempe sudah dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan tempe adalah bahan pangan yang bisa diolah menjadi produk apa saja, seperti sushi tempe, cookies tempe, steak tempe, hingga pizza tempe.