Sebanyak 172 dari 180 haji asal Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tiba di daerah ini, setelah mereka melaksanakan ibadah haji di tanah suci.
"Hanya sebanyak 172 dari 180 haji tiba di daerah ini karena ada dua gabung dengan kloter lain, dua haji turun di Padang, satu haji sakit dirawat di Padang, dan satu meninggal dunia," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko Widodo di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, sebanyak 180 haji asal daerah ini, ada dua haji asal daerah ini yang berangkat dan kembali melalui Padang bergabung dengan Kelompok Terbang (Kloter) 17.
Sedangkan, sebanyak 178 haji asal daerah ini yang tergabung dalam Kloter 6. Mereka ini tiba di Indonesia atau di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), pada Sabtu (29/6).
Kemudian, katanya, dari 178 haji asal daerah ini, sebanyak 172 haji di antaranya berangkat menuju Bandara Fatmawati Bengkulu, Minggu pagi, dan sampai ke daerah ini Minggu siang.
Ia mengatakan, sebanyak 172 haji tiba di tiga masjid daerah ini sebagai lokasi penerimaan. Dari 172 haji, sebanyak 61 haji tiba pertama kali di Masjid Darussalam Kecamatan Ipuh sekira pukul 10.00 WIB.
Kemudian, katanya, sebanyak lalu 52 haji turun di masjid di Desa Bandar Jaya sekira 11.00 WB, dan 59 haji tiba di Masjid Agung pukul 12.00 WIB.
Ia berharap, semoga haji asal daerah ini yang sakit segera diberikan kesembuhan dan haji yang wafat juga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
Sementara itu, seorang haji yang meninggal dunia usai menjalankan ibadah Mabit di Mina dan melontar Jumrah bernama Kadiman Martomiredjo (73), warga Desa Bukit Mulya, Kecamatan Air Rami.
Seorang haji ini meninggal dunia saat menginap di Hotel Zahrar Al Saat 3, dari Kloter 6 dan sektor 3 Makkah, dan meninggal dunia pada Jumat malam (21/6).
Berdasarkan informasi, seorang haji ini sempat mengalami aritmia atau gangguan irama jantung ketika di Arafah, lalu di rujuk ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arafah untuk dilakukan observasi selama 8 jam.
Awalnya, setelah peserta haji ini pulang dari Mina pada 19 Juni 2024 peserta haji ini hanya beraktivitas di kamarnya saja, seperti shalat dan ke kamar mandi.
Petugas kesehatan kloter selalu melakukan pengecekan setiap hari, untuk memantau almarhum meminum obat setiap waktu, memastikan kondisi almarhum dan menyuapi almarhum untuk makan.
Saat itu, almarhum tidak pernah mengeluhkan nyeri dada atau rasa tidak enak di dada, ia hanya mengeluhkan lemas dan tidak mau makan, maka petugas kesehatan kloter menyarankan jemaah hanya beraktivitas di kamar saja.