Sejarawan Universitas Diponegoro Semarang Prof Yety Rochwulaningsih menyampaikan bahwa warga Jateng juga mempunyai andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Syarat berdirinya suatu negara ada wilayah, ada pemerintahan, ada pengakuan dari negara lain. Dalam konteks satu dan dua, ditetapkanlah berapa provinsi di Indonesia, salah satunya di Jateng. Ini mempunyai makna filosofis yang kuat," ujarnya.
Mengenai sumbangsih perjuangan warga Jateng, disebutkannya sejumlah peristiwa bersejarah, di antaranya Pertempuran Lima Hari di Semarang, Pertempuran Palagan Ambarawa, dan Serangan Umum Surakarta.
Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan bukti heroik bahwa betapa warga bersama dengan kekuatan militer dan kepolisian di Jateng turut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Artinya, warga Jateng juga memiliki sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang panjang dalam melawan penjajah hingga kemudian dijadikan sebagai salah satu dari delapan provinsi oleh PPKI.
"Ini merupakan bukti konkret masyarakat Jateng ikut ngrungkepi Proklamasi 17 Agustus 1945. Bagaimana pemerintahan di level provinsi sampai kabupaten, mereka punya kontribusi yang tidak kecil, saling bersinergi," imbuhnya.
Karena itu, pada Hari Jadi Ke-79, Yety berharap, warga Jateng, terutama anak muda, memahami sejarah yang telah ditorehkan pendahulu bangsa, serta mampu mengisi kemerdekaan dengan mencintai produk lokal, dan tidak melupakan sejarah.
"Momentum peringatan hari lahir Jawa Tengah diharap dapat membangun kesadaran kolektif, untuk merasa memiliki Jawa Tengah. Kalau punya rasa memiliki, akan mencintai dan menimbulkan kerelaan untuk berbuat sesuatu," tegasnya.
Sampai saat ini, Jateng telah mengalami 15 pergantian kepemimpinan, dimulai dari R Pandji Soeroso, RMT Wongsonegoro, dilanjutkan R Boedijono (1949-1954), RMTP Mangoennegoro (1954-1958), R Soekardjo Mangoenkoesoemo (1958-1960), Munadi (1966-1974), Soeparjo Roestam (1974-1983).
Kemudian, Mochtar (1960-1966), HM Ismail (1983-1993), Soewardi (1993-1998), Mardiyanto (1998-2007), Ali Mufiz (2007-2008), Bibit Waluyo (2008-2013), Ganjar Pranowo (2013-2023), dan mulai 5 September 2023 dipimpin Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Di bawah kepemimpinan Nana Sudjana, Pemprov Jateng memusatkan peringatan Hari Jadi Ke-79 di Kota Salatiga, 18-20 Agustus 2024 dengan menggelar berbagai kegiatan, mulai dari ajang Jateng Expo, Festival Jamu dan Kuliner, hingga pentas seni budaya, serta festival band pelajar.
Momentum berbenah majukan daerah
Hari jadi adalah tetenger atau identitas yang memiliki arti penting bagi orang atau lembaga, termasuk Provinsi Jateng yang kemudian melakukan peringatan pada setiap tahun.
Diungkapkan Prof Dhanang Respati Puguh yang juga sejarawan Undip, bahwa perubahan Hari Jadi Jateng sebagai upaya pelurusan sejarah merupakan hal yang tepat dan lumrah karena hari jadi adalah identitas.
Sebenarnya, pada 2003 telah dilakukan penelusuran tentang Hari Jadi Provinsi Jateng oleh Tim Undip yang diketuai Prof Djuliati Suroyo, dan hasil keputusannya memberikan beberapa opsi berdasarkan fakta-fakta historis.