Kota Bandung (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meluncurkan tablet Multi Micronutrient Supplement (MMS) di Kota Bandung, Jawa Barat, sebagai pengganti tablet tambah darah untuk penuhi gizi bagi ibu hamil.
Budi mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian penggunaan MMS memberikan dampak positif signifikan bagi kesehatan ibu dan bayi. Ibu hamil yang mengonsumsi MMS cenderung memiliki status gizi yang lebih baik, dan bayi yang dilahirkan lebih sehat.
“Jadi apabila menggunakan suplemen MMS ini, gizi ibu hamil akan jauh lebih baik, kemudian bayi lahir juga lebih sehat,” kata Budi di Bandung, Kamis.
Menkes mengungkapkan suplemen ini diyakini memiliki manfaat lebih besar karena mengandung 10 vitamin dan lima mineral yang menjadikannya total 15 nutrisi penting bagi perkembangan ibu hamil.
“Jika dibandingkan dengan tablet tambah darah yang hanya mengandung satu vitamin dan satu mineral, MMS jauh lebih lengkap,” kata sia.
Kemenkes menargetkan pada tahun depan implementasi pemberian MMS pada ibu hamil akan dilakukan secara nasional dengan prioritas pada 15 provinsi yang memiliki kasus kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) paling tinggi.
“Kita mulai di Jawa Barat, karena provinsi ini yang paling banyak ibu hamilnya. Kita harapkan kalau ini sudah diluncurkan secara nasional, mulai tahun depan, nanti bisa mengurangi kematian bayi,” kata Budi.
Lebih lanjut dia mengatakan suplemen ini diberikan secara gratis kepada ibu hamil selama enam bulan dengan penggunaan satu tablet per hari.
“Setiap ibu hamil di Indonesia diperkirakan memerlukan 180 tablet MMS selama enam bulan. Kemenkes memperkirakan sekitar 900 juta tablet diperlukan setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil di seluruh Indonesia,” kata Menkes.
Budi mengaku hingga saat ini tablet MMS masih diproduksi dari luar negeri dengan bantuan dari berbagai organisasi kesehatan dunia seperti Vitamin Angel, Kirk International, dan UNICEF.
Meski demikian, kata dia, dua hingga tiga tahun ke depan produksi suplemen MMS dapat dilakukan di dalam negeri sehingga mampu memenuhi kebutuhan nasional.
“Produksi MMS dalam negeri akan meningkat seiring waktu, dan diharapkan Indonesia bisa menjadi pemasok MMS bagi negara-negara lain di masa depan,” katanya.