Dampak Ekonomi yang Signifikan
Harga minyak nilam yang sebelumnya berkisar Rp350 ribu per kilogram kini melonjak hingga Rp1,8 juta per kilogram. Kenaikan ini membawa dampak ekonomi positif bagi petani. Sebagai contoh, di Kecamatan Tripa Jaya, Kabupaten Gayo Lues, ARC membina 282 petani yang telah mengekspor minyak nilam ke Prancis sebanyak 21 kali sejak 2021, dengan nilai ekspor mencapai Rp600-800 juta per pengiriman.
"Kami melihat peningkatan signifikan dalam pendapatan petani. Hilirisasi produk juga telah menciptakan nilai tambah yang lebih besar, baik untuk pasar ekspor maupun lokal," jelas Prof. Syaifullah.
Keunggulan Minyak Nilam Aceh
Minyak nilam Aceh terkenal dengan kadar patchouli alcohol-nya yang tinggi, menjadikannya favorit di pasar internasional. Karakteristik geografis Aceh berkontribusi pada kualitas unik minyak nilamnya, yang banyak dicari oleh perusahaan parfum di Eropa, terutama Prancis.
"Minyak nilam Aceh memiliki karakteristik fitokimia yang unik, membuatnya tak tergantikan di pasar global. Perusahaan parfum kelas dunia mengandalkan bahan baku dari Aceh untuk menjaga kualitas produk mereka," ungkap Prof. Syaifullah.
Baca juga: Harga anjlok petani tetap tanam nilam
Baca juga: Tips memilih dan mengaplikasikan parfum
Produk Turunan dan Hilirisasi
ARC telah menghasilkan berbagai inovasi berbasis minyak nilam, termasuk parfum, lotion, dan produk kosmetik lainnya. Sebanyak 30 hak kekayaan intelektual telah didaftarkan, beberapa di antaranya telah dikomersialisasi oleh UMKM dan perusahaan swasta. Upaya hilirisasi ini membantu menciptakan lapangan kerja dan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.