Bengkulu (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rosjonsyah meminta masyarakat Bumi Rafflesia untuk aktif mendukung dan mengawal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah ditargetkan pemerintah untuk 2025 ini.
"Saya berharap masyarakat lebih aktif lagi di 2025 pengawal kebijakan perintah, termasuk soal pertumbuhan ekonomi nasional," kata Plt Gubernur Bengkulu Rosjonsyah, di Bengkulu, Rabu.
Dia mengatakan pemerintah terus berupaya menggerakkan semua sektor perekonomian masyarakat. Terlebih, kata dia lagi, Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia nantinya bisa tumbuh pada level 8 persen.
"Artinya pemerintah harus mengawal target ini bersama-sama masyarakat (pentingnya dukungan masyarakat," kata Rosjonsyah.
Pemerintah Provinsi Bengkulu pun juga serius membangun perekonomian daerah. Bersama Bank Indonesia (BI), Provinsi Bengkulu membangun program-program penting untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Ditha Aditya Nugraha di Bengkulu mengatakan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, pemerintah daerah bersama BI membentuk tim percepatan investasi sebagai langkah beralihnya fondasi Bengkulu dari sektor konsumsi ke investasi.
"Provinsi Bengkulu harus ditopang oleh peningkatan investasi dan kami bersama pemerintah Provinsi Bengkulu sudah mempunyai tim percepatan investasi dan kami terus akan melanjutkan upaya-upaya terkait dengan peningkatan investasi di Provinsi Bengkulu," kata dia.
Kemudian, BI bersama pemerintah daerah juga melakukan kurasi terhadap sejumlah destinasi-destinasi potensial investasi daerah. Hal itu bertujuan agar para calon investor mendapatkan data yang akurat tentang potensi, model, dan detail investasi, sehingga mereka lebih tertarik lagi untuk berinvestasi di Bengkulu.
Tidak hanya sisi investasi, BI juga terus meningkatkan kualitas dari UMKM setempat, agar mereka dapat menjangkau pasar internasional. UMKM didampingi dalam membangun merek, manajemen bisnis, perizinan serta promosi.
Selain itu, kata dia lagi, TPID juga terus berperan optimal seperti di 2024 dalam menjaga inflasi sesuai sasaran inflasi nasional 2,5 plus minus 1 persen. Inflasi yang rendah dan stabil juga akan memberikan dorongan positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, kata Aditya, pada 2025 juga ada tantang yang perlu diperhatikan yakni kondisi ekonomi global yang masih belum stabil karena pertikaian yang terjadi di sejumlah negara.
"Tantangan di 2025, dinamika ekonomi global masih belum ada kepastian, di mana ada beberapa terkait pertikaian di beberapa negara. Kemudian terkait dengan iklim, di mana La Nina kami perkiraan juga masih berdampak hingga triwulan pertama 2025, itu tantangan baik dari sisi perekonomian global maupun iklim," ujarnya lagi.