Bengkulu (Antara) - Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu mengumpulkan seluruh imam masjid di daerah tersebut terkait isu suku, ras dan agama yang dikhawatirkan mudah tersulut akhir-akhir ini.
Ketua MUI Kabupaten Bengkulu Tengah, Tarmidzi di Bengkulu, Rabu mengatakan imam masjid menjadi garda depan dalam memberikan rasa damai di tengah masyarakat.
"Mendengar berbagai pemberitaan di media akhir-akhir ini, kita mengajak imam masjid menyikapinya lebih dewasa, jangan terprovokasi isu SARA," kata dia.
Tarmidzi mengatakan imam masjid jangan mudah terpancing informasi yang bisa memecah belah kesatuan bangsa dan negara.
"Hati-hati kalau imam ngomong, bahaya jika masyarakat sampai meyakini yang ternyata kita menyampaikan kabar tidak benar, siapa yang akan bertanggung jawab," kata dia lagi.
MUI menilai perkataan imam memberikan pengaruh besar di masyarakat. Oleh sebab itu pada kegiatan sosialisasi dan dialog bertema "Mewujudkan masyarakat yang kokoh, damai dan tidak mudah terprovokasi" itu MUI mengumpulkan sekitar 100 imam masjid di Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Sekarang Indonesia lagi panas, supaya tidak berlarut-larut maka kami meminta imam tolong ikut mendinginkan suasana, jangan sampai kita diobrak-abrik orang yang tidak bertanggung jawab," ucapnya.
Selain dugaan penistaan agama yang menjadi isu sensitif saat ini, menurut Tarmidzi juga ada isu dan kejadian tindak terorisme serta aliran sesat.
"Bahkan belakangan ada yang mengaku Islam tetapi syahadatnya ada tiga, yakni ditambah dengan yakin terhadap 12 imam, dan menyatakan khalifah tidak sah, ini sesat," katanya.
Jika tokoh agama serta imam masjid mampu menyaring informasi dengan benar, MUI meyakini bangsa dan negara akan aman, damai serta menciptakan kekokohan tali persaudaraan baik sesama maupun antar agama.
"Mari rapatkan barisan, jangan sampai ada orang yang masuk untuk merusak memecah belah. Kita berkewajiban menjaga itu di masyarakat," ujarnya.***4***
MUI Bengkulu Tengah kumpulkan imam masjid
Rabu, 16 November 2016 16:30 WIB 1999