Menurut pengacara yang sempat berbicara dengannya, Leah Tsemel, Ballal mengalami pemukulan yang dilakukan oleh dua tentara saat ia terbaring di lantai.
Kondisinya sempat tidak diketahui karena pihak berwenang menahannya di kantor polisi Kiryat Arba dan belum mengizinkan pengacaranya untuk menemuinya.
“Setelah penyerangan itu, Hamdan diborgol dan ditutup matanya sepanjang malam di sebuah pangkalan militer sementara dua tentara memukulinya di lantai,” tambah Abraham dalam unggahan lainnya.
Ia juga mengklarifikasi bahwa penggunaan kata “lynched” dalam unggahan sebelumnya adalah kesalahan penerjemahan dari bahasa Ibrani, menegaskan bahwa meskipun Ballal mengalami kekerasan brutal, ia tidak dibunuh.
Kini, setelah sempat menghilang dan ditahan tanpa akses hukum yang jelas, Hamdan Ballal akhirnya dibebaskan dan dalam perjalanan pulang ke keluarganya.
Baca juga: PM Inggris berselisih dengan Menlu Lammy soal tindakan Israel di Gaza
Baca juga: Pemukim ilegal Israel paksa masuk Al-Aqsa, rayakan Sukkot
"Setelah diborgol sepanjang malam dan dipukuli di pangkalan militer, Hamdan Ballal kini bebas dan hendak pulang ke keluarganya," kata Yuval.
Namun, insiden ini menambah daftar panjang kekerasan yang dialami warga Palestina, termasuk para seniman dan jurnalis yang berusaha mengungkap realitas di wilayah pendudukan.
Film Peraih Penghargaan Oscar yang Buat Warga Israel Meradang
Film No Other Land, yang ia sutradarai bersama Basel Adra, Yuval Abraham, dan Rachel Szor, mengisahkan penderitaan warga Palestina akibat ekspansi pemukiman Israel yang semakin agresif.