Jakarta (Antara) - Pariwisata Indonesia yang dikemas dalam brand "Wonderful Indonesia" dipromosikan dalam "Bo Sang Umbrella Festival 2017" yang digelar di Chiang Mai, Thailand, pada 20-22 Januari 2017.
Sebagai "sister festival" dari Festival Payung Indonesia (FPI) yang rutin digelar di Solo, Bo Sang Umbrella Festival menjadi ajang yang sangat potensial untuk meningkatkan interaksi budaya kedua negara.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana di Jakarta, Selasa mengatakan Festival Bo Sang yang telah berusia 34 tahun menjadi ajang yang potensial untuk mempromosikan "Wonderful Indonesia".
"Promosi 'Wonderful Indonesia' pada 'Bo Sang Umbrella Festival' 2017 ini diharapkan dapat semakin memopulerkan destinasi wisata yang ada di Indonesia, khususnya ke Thailand dan sekitarnya," kata Pitana.
Menurut dia, keanekaragaman budaya dan keindahan alam Indonesia potensial menjadi nilai jual untuk menarik wisatawan mancanegara di kawasan Asia Tenggara, khususnya Thailand.
"Diharapkan kegiatan ini dapat lebih memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi wisata budaya di tingkat internasional," katanya.
Melalui keikutsertaan dalam "Bo Sang Umbrella Festival 2017", pihaknya berupaya mempromosikan dan melakukan pelayanan informasi destinasi wisata Indonesia untuk menciptakan "public awareness", khususnya di Thailand.
Selain juga untuk menjadikan kesenian dan kebudayaan Indonesia sebagai alat diplomasi dalam rangka mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata.
"Acara ini juga diharapkan mampu meningkatkan hubungan budaya Indonesia-Thailand dan kunjungan wisatawan mancanegara ke Festival Payung Indonesia, sekaligus mewujudkan gagasan `sister festival' yang akan berdampak secara internasional," katanya.
Bo Sang Umbrella Festival sendiri diadakan setiap tahun di sepanjang jalan utama di Desa Bor Sang, Distrik San Kamphaeng, Provinsi Chiang Mai, Thailand Utara, selama tiga hari.
Saat festival berlangsung jalan-jalan, toko-toko, dan rumah-rumah dihiasi dengan ratusan sutra berwarna-warni dan payung "Saa", membuat kemeriahan warna yang menyenangkan untuk dilihat dan diabadikan momentumnya.
Pada sore hari, jalan Bor Sang menyajikan kehidupan baru ketika diterangi oleh ratusan lentera tradisional "Lanna".
Lentera berwarna-warni ini juga merupakan lentera yang sama di seantero Chiang Mai, selama festival Yi Peng.
Bo Sang Umbrella Festival 2017 diselenggarakan pada 20-22 Januari 2017, dan merupakan perayaan ke-34 pada tahun ini.
Pengunjung dapat menikmati parade mobil yang dihiasi payung, parade gadis-gadis pembawa payung, toko-toko suvenir dan warung kuliner khas, kontes kerajinan, serta pertunjukan seni dan budaya.
Dari tahun ke tahun, festival tersebut dikunjungi banyak turis dari berbagai negara yang hadir di lokasi, seperti dari Amerika Serikat, Selandia Baru, Belgia, India, dan Inggris.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani mengatakan Promosi Wonderful Indonesia pada Bo Sang Umbrella Festival 2017 merupakan kegiatan partisipasi Kementerian Pariwisata dengan memberangkatkan delegasi termasuk para seniman Solo meliputi penari dan pelukis payung, serta koordinator Festival Payung Indonesia.
"Beberapa aktivitas akan kami lakukan untuk mempromosikan Wonderful Indonesia di antaranya pertunjukkan tari tradisional, workshop membatik payung, dan self painting," kata Rizki.
Di dalam booth Indonesia, pengunjung yang datang akan diberi informasi menarik dan demonstrasi singkat seputar payung batik, sekaligus dapat berinteraksi dengan melakukan tanya jawab, baik terutama yang berkaitan dengan destinasi budaya Indonesia.
Selain itu, pengunjung juga dapat membatik payung yang sudah berlogo Wonderful Indonesia.
Pada tahun ini, Indonesia juga difasilitasi lahan booth sebagai Paviliun Indonesia yang akan dihiasi puluhan payung dan backdrop bernuansa Wonderful Indonesia.
Kota Kreatif
Tampilnya Solo pada Festival Bo Sang diharapkan mampu semakin memperkenalkan kota tersebut sebagai kota kreatif kepada publik di Thailand.
Direktur Program Festival Payung Indonesia Heru Prasetya mengatakan tahun ini pihaknya akan melibatkan para perajin payung tradisional, perupa, dan penari yang sebagian besar berasal dari Solo.
"Kami berharap keikutsertaan Indonesia dalam festival ini mampu menjadikan payung tradisional Indonesia sebagai diplomasi budaya antar-bangsa," kata Heru yang juga Direktur Mataya Art & Heritage.
Mataya Art & Heritage juga akan turut serta sebagai event organizer asal Solo yang concern terhadap acara budaya.
Sebagai langkah sosialisasi pendahuluan, pihaknya juga telah melaksanakan Press Conference partisipasi Festival Payung Indonesia pada Bo Sang Umbrella Festival 2017 yang digelar pada 15 Januari 2017 di CFD Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Pada kesempatan itu hadir perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Disbudpar Kota Surakarta, dan insan media.
Sementara itu Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan pasar Thailand merupakan salah satu pasar wisata yang potensial untuk digarap.
"Thailand bisa menjadi sumber originasi wisman yang potensial karena jaraknya yang dekat dengan Indonesia," katanya.
Ia berharap keikutsertaan Indonesia dalam Bo Sang Umbrella Festival 2017 ke depan mampu menjaring lebih banyak kedatangan wisman Thailand ke Tanah Air.
Pada 2017, Indonesia diharapkan mampu menjaring wisman hingga 15 juta orang atau meningkat dibandingkan target tahun sebelumnya sebesar 12 juta wisman.
Dari jumlah target itu, Pemerintah Indonesia menargetkan mampu mendatangkan 135.000 wisman di antaranya dari Thailand.***1***