Pekanbaru, (ANTARA) - Perusahaan Minyak Bumi dan Gas Pertamina Hulu Rokan (PHR) berupaya meredam konflik satwa dengan manusia melalui program sahabat gajah di Provinsi Riau, bekerja sama dengan kelompok tani yang ada di sekitar kantong-kantong mamalia besar tersebut.
Manager Community Involvement and Development (CID) PHR Regional 1 Sumatra Iwan Ridwan Faizal dalam keterangannya di Pekanbaru Rabu menjelaskan, upaya-upaya konkret tersebut merupakan implementasi dari program pelibatan dan pemberdayaan masyarakat.
PHR terus berupaya melindungi dan melestarikan gajah dan habitatnya.
“Gajah adalah hewan yang penting bagi ekosistem, dan mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Kegiatan edukasi konservasi satwa dan ekosistem, pelibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembinaan habitat serta agrosilvopastural yang dikembangkan PHR mampu mengurangi interaksi negatif dan menciptakan harmonisasi antara gajah dan manusia,” kata Iwan.
Inisiatif program konservasi multispesies ini memiliki dampak yang multi dimensi.
Selain mendukung pengurangan emisi karbon melalui penanaman pohon, menjaga keanekaragaman hayati, memberdayakan ekonomi masyarakat, juga memperbesar ruang di mana gajah dapat diterima oleh masyarakat.
Dengan demikian ruang-ruang yang berpotensi konflik akan mengecil.
Seorang petani sekaligus Sekretaris Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Pusaka Jaya Suparto memiliki lahan dan perkebunan di area yang bersempadan dengan kantong gajah Balairaja, Kabupaten Bengkalis.
Suparto awalnya ikut-ikutan menggunakan petasan jumbo untuk mengusir kawanan gajah liar.
Akan tetapi, seiring meningkatnya kesadaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, ia pun mulai meragukan efektivitas cara yang justru menyakiti hewan mamalia tersebut.
"Kami sadar bahwa gajah juga punya hak untuk hidup dan mencari makan. Dulu kami sering berinteraksi negatif dengan gajah, tapi sekarang kami bisa hidup berdampingan," ujar Suparto.
Suparto adalah satu dari puluhan masyarakat yang tergabung dalam KTH Alam Pusaka Jaya yang sadar untuk menciptakan harmonisasi tersebut.
Pola pikir mereka berubah sejak teredukasi dalam program Konservasi Multispesies PHR yang menggandeng Rimba Satwa Foundation (RSF) sebagai pelaksana kegiatan.