Paris (Antara/Reuters) - Seorang pria berumur 23 tahun, yang menyebut diri "nasionalis", diperiksa terkait rencana menyerang Presiden Prancis Emmanuel Macron pada pawai Hari Bastille, 14 Juli, kata sumber polisi, Senin.
Pria itu ditangkap setelah menyatakan tertari, dalam acara bincang-bincang di video game, memperoleh senjata bergaya Kalashnikov untuk melakukan serangan, kata sumber tersebut, memastikan laporan stasiun radio Prancis RMC.
Selama penahanannya, tersangka menggambarkan dirinya sebagai nasionalis dan membuat tanggapan beringas tentang orang kulit hitam, Arab, Yahudi dan homoseksual, kata sumber tersebut.
Radio RMC mengatakan tersangka tidak memiliki pekerjaan, memiliki gangguan kesehatan jiwa dan dijatuhi hukuman pada 2016 karena memberikan pernyataan mendukung terorisme.
Keamanan di parade Hari Bastille tahun ini di Champs Elysees cenderung lebih ketat dari biasanya mengingat diperkirakan akan dihadiri Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pada 2002, Maxime Brunerie, seorang neo-Nazi, melepaskan sebuah tembakan dari senapan olah raga pada presiden saat itu, Presiden Jacques Chirac pada parade Hari Bastille, sebelum kemudian dilumpuhkan. Chirac tidak terluka.
Sebelumnya, Pasukan keamanan Kanada mengubah ibu kota negara itu menjadi benteng jelang perayaan besar hari jadi ke-150 pada akhir pekan yang dihadiri setengah juta orang, termasuk Pangeran Charles dari Inggris dan istrinya, Camilla.
Pihak berwenang telah menutup jalan-jalan di Ottawa pusat dan menempatkan penghalang semen di pintu masuk Parliament Hill untuk mencoba mencegah kejadian fatal seperti di London, Nice dan Stockholm, tempat penyerang menabrakkan kendaraan ke kerumunan orang.
Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan kepada wartawan bahwa warga Kanada harus merasa nyaman saat mereka memperingati kesempatan tersebut, mengetahui layanan polisi dan lembaga intelijen yang luar biasa melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat orang tetap aman.
Perayaan di sekitar peringatan Hari Kanada, yang jatuh pada 1 Juli, biasanya berlangsung santai, dengan pengunjung bebas berjalan ke Parliament Hill untuk melihat pertunjukan musik, pagelaran terbang militer, dan pidato oleh para politisi
Pada tahun ini, pengunjung harus melalui pemeriksaan dengan detektor logam dan pemeriksaan barang bawaan.
Polisi juga turun dalam jumlah besar. Polisi memperkirakan bahwa hingga 500.000 orang akan menghadiri acara di Parliament Hill dan tempat-tempat terdekat.
Sebelumnya, di Inggris dilaporkan terjadi serangan beruntun dalam dua bulan terakhir. Beberapa waktu lalu, seorang pria dengan mengendarai van menabrak kerumunan jamaah yang meninggalkan sebuah masjid di London dan menewaskan satu orang.
Pada awal Juni, sejumlah terduga pegaris keras mengendarai van dengan kecepatan tinggi lalu menyeruduk pejalan kaki di Jembatan London sebelum melakukan penusukan di jalan dan bar terdekat.
Serangan tersebut terjadi beberapa hari menjelang pemilihan umum pada 8 Juni dan kurang dari dua minggu setelah seorang pelaku bom bunuh diri membunuh 22 orang di konser penyanyi "pop" AS Ariana Grande di Manchester, Inggris utara.