Bengkulu (Antara) - Para nelayan di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu mengeluhkan operasi kapal yang menggunakan alat tangkap pukat harimau (trawl) yang masih beroperasi di perairan daerah ini.
"Kapal trawl masih beroperasi di perairan Bengkulu, ini yang membuat hasil tangkapan nelayan kecil semakin minim," kata Haryawan, nelayan di pesisir Teluk Sepang, Kamis.
Ia mengatakan kapal trawl mengancam kelestarian biota laut, sebab alat tangkap itu menyapu bersih seluruh ukuran ikan yang masuk jaring.
Padahal, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah melarang penggunaan pukat harimau tersebut demi keberlanjutan sumber daya laut.
"Kalau menggunakan alat tangkap trawl, seluruh ikan kecil terangkut, jadi ikan bisa punah," ujarnya.
Keberadaan kapal trawl lanjut dia, membuat nelayan kecil di Kota Bengkulu, termasuk pesisir Kelurahan Teluk Sepang semakin kesulitan mendapatkan ikan.
Para nelayan kecil dengan kapasitas mesin 10pk hanya dapat menjangkau perairan maksimal 3 mil laut.
"Hampir seluruh nelayan di Kelurahan Teluk Sepang menggunakan kapal bermesin 10pk, jangkauannya sangat terbatas," kata dia.
Karena itu, ia berharap perintah daerah dan penegak hukum agar menertibkan alat tangkap trawl yang masih beroperasi di wilayah itu.***1***