Kedekatan mereka semakin diperkuat dengan waktu, dan pada akhirnya, mereka saling jatuh cinta. Ketika Bung Karno mengalami masa-masa sulit dalam pengasingan, Fatmawati menjadi sosok yang memberikan dukungan moral dan semangat yang luar biasa.
Bung Karno yang dikenal sangat idealis, melihat dalam Fatmawati bukan hanya seorang wanita, tetapi seorang sahabat perjuangan yang dapat menemaninya dalam setiap langkah. Sementara Fatmawati, dengan segala keanggunannya, menganggap Bung Karno sebagai sosok yang dapat membawanya untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita besar kemerdekaan Indonesia. Cinta mereka bukan hanya soal perasaan, tetapi juga terkait dengan semangat perjuangan yang satu visi: Indonesia merdeka.
Pada tahun 1943, setelah Soekarno bebas dari pengasingan, hubungan mereka semakin kokoh sampai akhirnya menikah, dan Fatmawati pun berperan besar dalam peristiwa bersejarah dalam perjuangan Indonesia, yaitu menjahit bendera pusaka Merah Putih yang dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan.

Perawatan Rumah Pengasingan Bung Karno
Adapun rumah pengasingan Bung Karno, telah menjadi situs cagar budaya dan museum, terbuka untuk umum, dan menyimpan berbagai benda peninggalan Bung Karno yang terawat dengan baik.
Menurut Roni Aprianto, petugas pengamanan rumah tersebut, beberapa renovasi ringan telah dilakukan untuk menjaga keaslian bangunan. “Struktur utama rumah masih dipertahankan, hanya ada beberapa penyesuaian untuk kenyamanan pengunjung,” ujarnya saat ditemui akhir bulan lalu.
Baca juga: Keindahan Gunung Dempo, surga hijau di Pagar Alam
Baca juga: Bukit Kandis, pesona alam Bengkulu yang tawarkan kedamaian
Di dalam rumah, pengunjung dapat melihat berbagai benda bersejarah seperti sepeda tua Bung Karno, meja kerja, ruang tamu, dan foto dokumentasi masa pengasingan. Tersedia pula baju adat milik Ibu Fatmawati, istri Bung Karno.
