Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) liar ditemukan mati diduga mengonsumsi racun di kawasan hutan produksi, Desa Rikit Musara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.
Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Selasa, mengatakan anak gajah tersebut berusia kurang lebih lima tahun dengan jenis kelamin betina. Tim dokter hewan sudah melakukan nekropsi atau bedah terhadap bangkai satwa dilindungi tersebut.
"Hasil nekropsi, dugaan sementara kematian anak gajah tersebut mengonsumsi racun. Selain itu, tidak ada bekas luka di tubuh gajah tersebut," kata Ujang Wisnu Barata menyebutkan.
Sebelumnya, warga setempat menemukan bangkai anak gajah tersebut pada Minggu (23/11). Tim dokter hewan BKSDA sudah ke lokasi melakukan nekropsi bangkai satwa tersebut. Pihak terkait juga sudah melakukan olah tempat kejadian.
Ia menyebutkan guna memastikan penyebab kematian satwa liar dilindungi tersebut, tim mengambil beberapa sampel organ vital anak gajah itu untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
Selain itu, kata dia, berdasarkan hasil pemeriksaan di sekitar lokasi anak gajah mati tersebut ditemukan dua gubuk yang sudah roboh. Tim menemukan pestisida di dalam gubuk roboh tersebut.
"Kasus kematian anak gajah ini sudah dilaporkan ke Polres Bener Meriah guna penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut," kata Ujang Wisnu Barata..
Sebelum temuan bangkai anak gajah tersebut, BKSDA Aceh menurunkan tim mencegah interaksi negatif di Desa Rikit Musara. Kawasan gajah dilaporkan masuk pemukiman warga di desa tersebut.
Ujang Wisnu Barata mengatakan tim berada di lokasi menghalau kawanan gajah tersebut menjauh dari pemukiman dan kembali ke kawasan hutan.
"Kami sudah menurunkan tim menangani kawanan gajah masuk ke pemukiman masyarakat di Kabupaten Bener Meriah. Saat ini tim sedang menggiring kawanan satwa dilindungi tersebut ke habitatnya," katanya.
