"Sudah tidak ada di pengecer, kami harus datang ke pangkalan, di pangkalan pun cuma bisa satu orang satu tabung dan itu juga terbatas," kata salah seorang warga Kota Bengkulu Tn Erwin di Bengkulu, Senin.
Dia mengatakan di pangkalan memang harganya tidak mengalami kenaikan dan sesuai dengan harga standar yakni Rp16 ribu, namun jumlah stok sangat terbatas.
"Jam sembilan pagi mengantre, empat jam setelah itu sudah habis, kalau terlambat bisa tidak kebagian di hari itu, ini sudah berlangsung dua atau tiga minggu ini," kata dia.
Sementara itu warga Kota Bengkulu lainnya, Ny Suryani mengatakan harga elpiji di tingkat pengecer saat ini bahkan sudah berkisar pada tentang Rp25 ribu sampai dengan Rp30 ribu.
"Ini bukan masalah harga yang terpenting, tapi elpijinya, percuma harganya ada tapi barangnya tidak ada," ucapnya.
Keluhan juga disampaikan oleh masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah, Ny Yati. Dia kesulitan mendapatkan penggantian elpiji tabung melon tersebut karena sejumlah agen di daerah itu mengalami kekosongan stok.
"Beberapa hari ini terpaksa harus pakai kayu bakar sampai dapat gas, ini repot sekali apalagi Bengkulu diguyur hujan, kayu bakar jadi lebih lembab dan susah dipakai," ujarnya.
Masyarakat sampai saat ini belum mengetahui penyebab langkanya pasokan elpiji bersubsidi tersebut, juga belum mendapatkan informasi resmi dari penyalur maupun Pertamina. ***4***
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/a0zdzhU8ebQ" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>