Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Komisi Pemilihan Umum Kota Bengkulu pada Selasa (24/5) akan memulai tahapan pelipatan surat suara untuk Pemilihan Kepala Daerah 2018.
"Kami akan memanfaatkan tenaga sebanyak 60 orang, semuanya dari staf sekretariat KPU, tidak merekrut tenaga khusus pelipat dari masyarakat," kata Pelaksana Harian Ketua KPU Kota Bengkulu Zaini di Bengkulu, Rabu.
Jumlah surat suara yang akan dilipat, kata dia, 237.923 lembar atau sebanyak daftar pemilih tetap ditambah 2,5 persen.
Untuk jumlah daftar pemilih tetap Pilkada Kota Bengkulu 2018 yang menjadi acuan jumlah pencetakan surat suara, katanya, 230.169 jiwa, yang terdiri atas 116.302 jiwa pemilih perempuan dan 113.867 jiwa pemilih laki-laki.
Komisioner KPU Kota Bengkulu, M Alim, menambahkan bahwa sumber daya manusia yang ada di sekretariat KPU cukup untuk menjadi tenaga pelipat.
"Kalau bisa diselesaikan oleh tenaga yang ada di sekretariat mengapa harus merekrut, selain itu untuk menghindari dari berbagai risiko," kata dia.
Staf sekretariat, lanjut dia, lebih mudah di awasi dan dapat dipastikan berjiwa independen, berintegritas, dan bebas dari kepentingan politik praktis.
Saat pelipatan nantinya, katanya, KPU juga menjamin lipatan surat suara tidak akan merugikan atau menguntungkan salah satu kandidat.
"Jadi tidak bisa mencoblos sebelum membuka keseluruhan lipatan surat suara, dan kita sudah berkoordinasi dengan pasangan calon mengenai desain, gambar dan teknik pelipatannya," kata dia.
Pada 12 Februari 2018 lalu, KPU telah menetapkan empat pasang calon yang maju pada Pilkada 2018, yakni, nomor urut satu, calon independen Mayor Inf David Suardi yang berpasangan dengan Bakhsir, nomor urut dua Ketua DPRD Kota Bengkulu, Erna Sari Dewi yang menggandeng Ahmad Zarkasi dan diusung parpol Nasdem, PKS serta PPP.
Wali kota petahana Helmi Hasan dengan nomor urut tiga. Ia bersama calon wakilnya Dedy Wahyudi diusulkan oleh PAN, Gerindra, dan Partai Demokrat. Pasangan nomor urut empat, yakni wakil wali kota petahana Patriana Sosialinda berpasangan dengan Mirza diusung Golkar, PDIP, dan Hanura.