Bengkulu (ANTARA Bengkulu)- Kemarau berkepanjangan yang terjadi beberapa bulan terakhir melanda Kota Bengkulu juga dirasakan oleh pengusaha kolam ikan pemancingan umum.
Tumijo pemilik usaha kolam pemancingan "Alam Kemuning" menjelaskan, kolam ikan tempat usaha pemancingan yang dimilikinya sudah sekitar dua bulan terahir debit airnya mengalami penyusutan sekitar 20 persen dari biasanya.
Tetapi air di kolam pemancingannya ini tidak sampai kering, karena air kolam tempat usaha pemancingan ini berasal dari mata air yang memang berada di sekitar kolam itu.
"Saya sempat membuka usaha pembibitan ikan patin selama kurang lebih satu tahun, tetapi tidak mengalami kemajuan. Dan sejak tahun 2005 mulai beralih usaha dari pembibitan ikan menjadi usaha kolam pemancingan hingga saat ini sudah ada dua petak kolam ikan yang berukuran besar dan satu petak berukulan kecil khusus ikan lele," kata Tumijo.
Ada berbagai jenis ikan yang dipancingkan di kolam tersebut, mulai dari ikan mas, patin, lele, nila, bawal dan juga gurame.
Usaha pemancingan itu mulai buka pukul 07.30 WIB hingga 18.00 WIB.
Ikan-ikan yang ada di kolam pemancingan tersebut didatangkan langsung dari daerah Kurotidur, Argamakmur, Bengkulu.
Ia mengaku, tidak kurang dari 300-500 kg per minggu ikan di kolam pemancingannya ditambahkan, apalagi selama musim kemarau tidak mempengaruhi jumlah pengunjung di kolam pemancingan tersebut, bahkan ketika hari Sabtu-Minggu atau hari libur jumlah pengunjung bisa bertambah hingga dua kali lipat. Hanya saja dampak yang dirasakan oleh pemilik kolam pemancingan selama musim kemarau adalah banyaknya ikan-ikan yang mati akibat meningkatnya suhu panas di kolam.
Berbagai kenyamanan disuguhkan oleh pemilik usaha tersebut untuk pelanggannya, mulai dari disediakannya alat pancing yang disewakan mulai dari Rp10.000 per pancing, umpan yang telah diracik dan dibentuk bulat sekepalan tangan dihargai dengan Rp3000 per bungkus, makanan dan minuman disediakan oleh pemilik pemancingan yang bisa dipesan di sekitar kolam pemancingan mulai dari mie rebus, kopi dan minum serta disediakannya bangku dan tenda-tenda di sekeliling kolam pemancingan yang akan menambah kenyamanan pelanggan ketika memancing ikan.
Sistem yang ditetapkan oleh pemilik pemancingan ini adalah dengan menimbang ikan yang didapatkan oleh pelanggannya, untuk ikan mas setiap satu kilogramnya dihargai dengan Rp30.000, ikan nila atau mujair Rp22.000.
Berbagai kalangan menjadi pelanggan usaha pemancingan ikan Alam Kemuning itu, mulai dari kalangan pengusaha, pejabat, karyawan serta masyarakat biasa, dan pelanggannya mulai dari orang tua hingga anak-anak serta tidak ketinggalan ibu-ibu menjadi penikmat kolam pemancingan itu.
"Ketika ada waktu luang saya mendatangi kolam pemancingan ini dan terkadang bersama keluarga, selain untuk mengisi waktu luang juga untuk liburan bersama keluarga. Selain kenyamanan yang ditawarkan oleh pemilik pemancingan dan luasnya area pemancingan sehingga bebas dalam menentukan tempat yang nyaman ketika memancing dan pasti mendapatkan ikan", ujar Dedi Salah seorang pemancing.
Berbeda dengan kolam Pemancingan Indah yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari Pemancingan Alam Kemuning.
Penjaga kolam tersebut Budi (54) mengaku sangat merasakan dampak dari kemarau yang melanda Kota Bengkulu, karena sudah sekitar 2 bulan kolam pemancingan yang dijaganya sudah tidak beroprasi dan mengalami kekeringan bahkan air kolamnya sudah tidak ada, karena sumber air yang mengaliri kolam pemancingannya berasal dari aliran air siring.
"Ini menyebabkan kerugian bagi saya, karena saya kehilangan pekerjaan dan sekarang harus beralih menjadi buruh bangunan untuk menggantikan pekerjaan menjaga kolam pemancingan selama musim kemarau", ujarnya. (mg-abdur/yan)
Meski kemarau, kolam pemancingan tetap beroperasi
Jumat, 5 Oktober 2012 10:40 WIB 11433
Hanya saja dampak yang dirasakan oleh pemilik kolam pemancingan selama musim kemarau adalah banyaknya ikan-ikan yang mati akibat meningkatnya suhu panas di kolam.