Bengkulu (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas III Bandara Fatmawati Soekarno Warjono menjelaskan bahwa penyebab kabut yang terjadi di beberapa daerah di Kota Bengkulu disebabkan oleh pendinginan radiasi.
"Hal ini berarti bahwa uap air kabut bukan berasal dari proses konvektif melainkan berasal dari pendinginan radiasi yang diakibatkan cuaca yang cerah," kata Warjono di Bengkulu, Minggu.
Baca juga: Begini penjelasan BMKG terkait suhu dingin di Kota Padang
Ia menyebutkan bahwa uap air kabut bukan berasal dari proses konvektif (awan yang bergerak secara vertikal dalam atmosfer) melainkan berasal dari pendinginan radiasi yang diakibatkan cuaca yang cerah.
Warjono menerangkan, ketika cuaca cerah pada malam hari maka radiasi yang dikeluarkan bumi langsung dilepaskan ke atmosfer yang menyebabkan daratan mendingin.
Ia menambahkan, perbedaaan suhu antara daratan dan uap air di atasnya menyebabkan terjadinya kondensasi dan kabut.
Selain itu penyebab terjadinya kabut dan suhu udara yang dingin juga disebabkan oleh pengaruh angin dari Australia yang menyebabkan kondisi cerah dan dingin.
"Bila malam kondisi cerah udara akan terasa dingin, pagi berkabut, siang cerah serta angin kencang," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan kondisi tersebut terjadi banyak penguapan yang mengakibatkan kulit kering bagi masyarakat yang memiliki aktivitas di luar ruangan.
Oleh karena itu masyarakat diharapkan untuk berhati-hati dengan paparan sinar matahari langsung karena juga menyebabkan terjadinya dehidrasi.
Suhu dingin Bengkulu disebabkan pendinginan radiasi
Minggu, 15 September 2019 16:47 WIB 45287