Mungkin, jika disebutkan nama Kabupaten Tapanuli Tengah, hampir seluruh masyarakat Sumatera Utara, termasuk warga dari provinsi lain pernah mendengar dan mengetahuinya.
Kabupaten yang beribukota Pandan dan memiliki luas 6.194 km per segi dengan penduduk sekitar 300 ribu jiwa itu berjarak sekitar 349 km dari Kota Medan.
Kabupaten yang berulang tahun setiap 24 Agustus dan berbatasan langsung dengan Kota Sibolga tersebut berada di wilayah pantai barat Sumatera Utara sehingga memiliki potensi besar dalam bidang perikanan dan kelautan.
Namun, mungkin masih sedikit masyarakat di Tanah Air yang mengetahui jika Tapanuli Tengah memiliki ratusan potensi wisata yang sangat indah dan mampu menarik kunjungan wisatawan, baik domestik mau pun luar negeri.
Dengan berbagai potensi wisata dan keindahan alam tersebut, Bupati Tapanuli Tengah Bonaran Situmeang berani mengklaim jika daerah yang dipimpinnya adalah "negeri wisata sejuta pesona".
Puluhan pantai indah
Menurut Bonaran, dengan pinggiran pantai yang memiliki panjang sekitar 200 kilometer, Tapanuli Tengah memiliki puluhan pantai yang indah, baik yang masih alami mau pun telah dikelola dengan manajemen profesional.
Ia mencontohkan keberadaan sejumlah pantai seperti Pantai Binasih, Pantai Kahona, Pantai Kalangan Indah, Pulau Mursala, puluhan pantai lainnya yang masih "perawan".
Sebagai daerah yang berada pinggiran Samudera Hindia, sebagian pantai yang berada di Tapanuli Tengah juga memiliki ombak yang cukup besar sehingga dapat dijadikan lokasi kegiatan selancar.
Sebagai daerah yang menjadi destinasi wisata, Tapanuli Tengah juga memiliki banyak terumbu karang yang sangat indah dan dapat menjadi tujuan kunjungan bagi wisatawan yang memiliki hobi menyelam.
Uniknya, ribuan terumbu karang yang terdiri berbagai jenis yang ada di Tapanuli Tengah tersebut bukan hanya indah, tetapi dikelilingi perpaduan air asin, air payau, dan air tawar.
"(Keunikan) itu merupakan satu-satunya di Indonesia," katanya.
Lain lagi dengan keberadaan pantai di Kecamatan Barus yang dapat menjadi lokasi wisata iman karena menjadi daerah masuknya agama Islam dan Katolik pertama kali ke Tanah Air.
Demikian juga dengan keberadaan 24 air terjun di Tapanuli Tengah yang indah, dan salah satunya berada di tengah laut yakni di Pulau Mursala yang dapat ditempuh dengan perjalanan satu jam jika menaiki boat.
"Itu mukjizat dari Tuhan karena air terjunnya berada di tengah laut. Karena itu, Tapanuli Tengah layak didengungkan sebagai negeri wisata sejuta pesona," kata Bonaran.
Gandeng artis
Dengan berbagai potensi wisata yang sangat indah tersebut, Pemkab Tapanuli Tengah berupaya memaksimalkan promosinya, termasuk dengan mendatangkan sejumlah artis ibu kota untuk membantu dalam memperkenalkannya ke publik sebagai "Negeri Sejuta Pesona".
Pada awal 2012, Pemkab Tapanuli Tengah mendatangkan mantan Puteri Indonesia Nadine Chandrawinata untuk memperkenalkan kegiatan menyelam dan wisata terumbu karang yang ada di daerah itu.
Kemudian, Pemkab Tapanuli Tengah juga menghadrikan pesulap Limbad untuk menghibur masyarakat dan komedian Tukul Arwana yang melakukan syuting di kawasan Batu Lobang di Kecamatan Sitahuis.
Dengan berbagai promosi yang telah dilakukan tersebut, dunia kepariwisataan di Tapanuli Tengah mengalami kemajuan dalam perkembangan besar sehingga menerima banyak kunjungan wisatawan.
Pada liburan panjang di bulan Juli 2011, daerah itu banyak menerima kunjungan wisatawan dari berbagai daerah, termasuk turis mancanegara yang ingin menikmati keindahan alam Tapanuli Tengah.
Selain itu, kemajuan dunia kepariwisataan di Tapanuli Tengah juga dapat dilihat dari tingkat hunian hotel dan berbagai penginapan lainnya yang umumnya penuh pada akhir pekan.
"Kalau tidak 'dibooking', biasanya sulit mendapatkan penginapan di Tapanuli Tengah," kata Bonaran.
Lokasi Wisata Sejarah
Selain menjadi lokasi wisata alam, Kabupaten Tapanuli Tengah juga dinilai layak menjadi lokasi wisata sejarah karena banyak menyimpan situs bersejarah yang berusia ratusan tahun.
Menurut Ketua Pusat Studi Ilmu-ilmu Sosial dan Sejarah (PUSSIS) Universitas Negeri Medan Dr Ikhwan Azhari, situs yang paling terkenal di Tapanuli Tengah adalah Kota Barus yang sempat mengalami masa keemasan pada abad X sebagai salah satu pusat perdagangan dunia.
Berbagai peninggalan tua di kota tersebut banyak diminati sebagai objek penelitian dan pengkajian bagi pelajar dan ilmuan luar negeri.
Demikian juga situs di Lobu Tua yang lokasi tidak terlalu jauh dari Kota Barus yang merupakan kota kuno dan menjadi salah satu pemukiman berbagai etnis di dunia pada abad X.
Salah satu bukti adanya etnis dari luar di Lobu Tua adalah penemuan prasasti yang bertuliskan aksara Tamil yang diperkirakan berusia ratusan tahun.
"Jejak dari situs-situs itu masih ada. Sebagian disimpan di Yayasan Museum Barus," katanya.
Namun sayangnya, berbagai situs warisan dunia tersebut hampir punah seiring pertumbuhan penduduk dan proses pembangunan yang dilakukan masyarakat.
Ia mencontohkan pencabutan berbagai nisan tua di Kota Barus dan Loba Tua yang dibongkar untuk dijadikan lokasi perumahan atau berbagai bangunan lainnya.
Tanpa mengetahui nilai sejarah dan keilmuan, berbagai nisan tua tersebut hilang tanpa diketahui lokasinya atau dimanfaatkan untuk hal-hal yang jauh dari nilai kesejarahan.
Padahal nisan-nisan tersebut mengandung nilai kelimuan dan sejarah yang tinggi, mulai dari jenis batu yang digunakan, bentuk dan ornamen nisan, hingga aksara yang digunakan masyarakat pada masa itu.
Pihaknya mengharapkan Pemkab Tapanuli Tengah dapat melestarikan berbagai situs dunia tersebut dan menjadikan sebagai lokasi wisata sejarah.
Selain untuk merawat situs tua, pihaknya berkeyakinan jika upaya itu dapat menarik kunjungan wisatawan internasional, terutama kalangan ilmuan yang ingin mengetahui jejak sejarah dunia.(ANT)