Bengkulu (ANTARA) - Belasan mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di Bengkulu menggelar demonstrasi di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu menuntut agar salah satu dosen Universitas Sumatera Utara (USU) yang diduga telah melakukan rasisme diproses secara hukum.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Papua di Bengkulu Anis Tabuni menuding cuitan Guru Besar Fakultas Pertanian USU Prof. Yusuf Leonard Henuk di Twitter beberapa waktu lalu bernada rasis dan menyakiti perasaan seluruh masyarakat Papua.
"Meskipun itu ditujukan ke Natalius Pigai tetapi dia bilang orang Papua berarti kami juga ikut merasa. Jadi kami minta harus ditegakkan hukum," kata dia saat diwawancarai usai unjuk rasa, Selasa.
Para mahasiswa ini meminta DPRD Provinsi Bengkulu membawa aspirasi mereka tersebut ke pemerintah pusat sehingga kasus ini benar-benar ditangani secara serius oleh penegak hukum.
Menurutnya, apa yang dituliskan salah satu dosen USU tersebut di akun Twitter-nya sama sekali tidak mencerminkan rasa kebangsaan melainkan membuat perpecahan.
"Kami juga meminta gelar profesor itu dicopot dan diproses secara hukum. Hentikan rasisme terhadap orang Papua," ucapnya.
Selain itu, para mahasiswa ini juga menolak otonomi khusus (Otsus) jilid dua di Papua yang dianggap bakal semakin merugikan masyarakat setempat.
Anis menilai pemberlakuan Otsus di Papua selama ini telah membuat banyak persoalan, salah satunya yaitu memicu perang antara suku.
"Otsus jilid dua itu merugikan orang Papua bukan malah menguntungkan. Akibat Otsus ini juga membuat perang antar suku," paparnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Sri Rezeki meminta mahasiswa Papua yang ada di Bengkulu tetap tenang dan tidak terpancing dan terprovokasi.
Ia memastikan pihaknya akan menyampaikan aspirasi mahasiswa tersebut ke pemerintah pusat melalui fraksi-fraksi yang ada di DPR RI.
"Kalau memang bersalah ya kami minta kepolisian untuk memproses. Kami mengimbau adik-adik mahasiswa dan pelajar Papua untuk menyikapi secara tenang, arif dan bijaksana," ucapnya.
Aksi demonstrasi yang dilakukan belasan mahasiswa Papua di Bengkulu ini berlangsung damai dengan mendapat pengawalan pihak kepolisian.
Pengunjuk rasa menyampaikan aspirasinya tanpa menggunakan pengeras suara dan atribut lainnya serta menerapkan protokol kesehatan pencegah penularan COVID-19.
Mahasiswa Papua di Bengkulu demo soal rasisme dan tolak Otsus
Rabu, 10 Februari 2021 9:20 WIB 1757