Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menyetujui deklarasi bencana untuk California dan akan mengunjungi Sacramento pada Senin untuk meninjau kerusakan akibat kebakaran hutan baru-baru ini, kata Gedung Putih pada Minggu (12/9).
"Presiden Joseph R. Biden, Jr. menyatakan bahwa ada bencana besar di Negara Bagian California dan memerintahkan bantuan Federal untuk melengkapi upaya pemulihan Negara Bagian, suku, dan lokal di daerah yang terkena dampak Api Caldor mulai 14 Agustus 2021, dan berlanjut," kata Gedung Putih pada Minggu malam.
Lebih dari 6.800 kebakaran hutan besar dan kecil telah menghanguskan sekitar 689.000 hektar di California saja musim ini, yang mengurangi kapasitas pasukan dan peralatan pemadam kebakaran yang tersedia.
Kebakaran tersebut dipicu oleh kondisi kering dan sangat panas yang menurut para ahli merupakan gejala perubahan iklim selama musim kebakaran di musim panas yang memicu salah satu kebakaran paling merusak dalam sejarah.
Biden mengatakan pekan lalu bahwa kebakaran hutan, angin topan, dan banjir melanda setiap bagian AS, dengan lebih dari 100 juta orang Amerika terkena dampak selama musim panas ini saja. Dia mendesak investasi untuk meningkatkan infrastruktur dan memerangi pemanasan global.
Biden menetapkan upaya memerangi perubahan iklim sebagai elemen utama kampanye presiden 2020 dan prioritas utama pemerintahannya, tetapi beberapa tujuannya bergantung pada upaya membuat Kongres AS meloloskan undang-undang bernilai triliunan dolar tentang infrastruktur dan prioritas lainnya.
Bulan ini, Biden mengumumkan keadaan darurat di California dan memerintahkan bantuan federal untuk meningkatkan upaya para petugas untuk mengatasi Api Caldor.
"Penunjukan tambahan dapat dilakukan di kemudian hari jika diminta oleh Negara Bagian itu dan dijamin oleh hasil penilaian kerusakan lebih lanjut", kata Gedung Putih pada Minggu.
Api Caldor, yang menyala sejak pertengahan Agustus, dapat dipadamkan 65 persen. Kebakaran itu telah menyebabkan 5 orang cedera dan merusak 81 bangunan perumahan, komersial dan lainnya seraya menghancurkan lebih dari seribu bangunan serupa, menurut pihak berwenang.
Sumber: Reuters