Mukomuko (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan realisasi peremajaan sawit rakyat yang tidak produktif karena menggunakan bibit asalan dan berusia tua tahun 2024, sekitar 906 hektare dari target 1.000 hektare.
"Realisasi 906 hektare itu baik yang sudah terlaksana, dan ada yang masih masih dalam proses di provinsi dan Ditjen Perkebunan," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Iwan Cahaya, di Mukomuko, Jumat.
Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko menargetkan peremajaan tanaman kelapa sawit tidak produktif, karena menggunakan bibit asalan dan berusia tua di lahan milik kelompok tani seluas 1.000 hektare pada tahun 2024.
Ia mengatakan, dari realisasi peremajaan sawit rakyat seluas 906 hektare, yang sudah perjanjian kerja sama (PKS) tahap II di lahan seluas 67,8 hektare.
Kemudian, katanya pula, menunggu proses rekomendasi teknis tahap I dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian di lahan perkebunan kelapa sawit seluas 342,42 hektare, lalu tahap III seluas 229,76 hektare.
Menurut dia lagi, verifikasi berkas di tingkat kabupaten tahap IV seluas 181 hektare, dan proses kelengkapan administrasi tahap V seluas 106 hektare.
Dia menjelaskan, meskipun kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat di lahan seluas 906 hektare tahun 2024, namun pelaksanaan pekerjaannya mulai dari tumbang chipping di tahun 2025.
Begitu juga dengan realisasi peremajaan sawit rakyat tahun 2023 di atas lahan sekitar 700 hektare, namun pelaksanaan pekerjaannya di tahun 2024.
Pada tahun 2025, katanya pula, instansinya menargetkan peremajaan tanaman kelapa sawit tidak produktif karena menggunakan bibit asalan dan berusia tua di lahan milik kelompok tani seluas 1.000 hektare.
"Target peremajaan sawit di tahun 2025 sama dengan tahun 2024, yakni seluas 1.000 hektare," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan, saat ini sudah ada sejumlah kelompok yang baru mengajukan proposal usulan program peremajaan kelapa sawit, dan usulan kelompok tersebut masuk dalam target tahun depan.