Balai Konservasi Sumber Daya Alam Air Hitam mengatakan tim penanggulangan konflik bersama warga menggunakan meriam karbit untuk mengusir harimau sumatera (Pathera tigris sumatraensis) yang berkeliaran di Unit Permukiman Transmigrasi Lubuk Talang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.
"Tim penanggulangan konflik bersama warga melakukan upaya pengusiran dengan alat meriam karbit," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, dalam keterangannya di Mukomuko, Jumat.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh tim penanggulangan konflik dalam mengatasi harimau sumatera yang telah memangsa sapi milik warga
di Unit Permukiman Transmigrasi Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman.
Tim penanggulangan konflik terdiri dari dua orang petugas SKW I, BKSDA Bengkulu, tiga orang dari Konsorsium Bentang Alam Seblat, dan tiga orang petugas dari PHS BBTNKS.
Kemudian tim memberikan sosialisasi agar ternak dikandangkan dengan model kandang modifikasi anti serangan harimau.
Lalu memberikan pendampingan dan mendorong warga juga menanam pakan ternak yang bernilai nutrisi tinggi sebagai strategi agar warga aman dan ternak aman dari serangan harimau, dan harimau aman dari ancaman diracun oleh warga.
Pihak BKSDA sebelumnya menerima Surat Kanopi HIjau Indonesia, perihal penanganan konflik satwa liar tanggal 11 Januari 2022 dan
Laporan masyarakat ke Call Centre BKSDA Bengkulu pada tanggal 11 Januari 2022.
Sementara itu, ia mengatakan, kronologis kejadiannya bulan Juli hingga September 2021 warga sering melihat kemunculan harimau sumatera lebih dari satu ekor, lalu bulan September 2021 tiga ekor sapi milik Wiyono dimangsa harimau sumatera.
Kemudian tanggal 19 Desember 2021 dua ekor sapi milik Suratmin dimangsa harimau, tanggal 24 Desember 2021 Wagiman melihat harimau saat panen Sawit, tidak jauh dari tempat kejadian peristiwa sapi milik Suratmin dimangsa
Kemudian tanggal 11 Januari 2022, warga di wilayah UPT Lubuk Talang di wilayah ini menemukan jejak harimau di jalan desa di wilayah itu.*