Bengkulu (Antara) - Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka menilai politik uang menjadi salah satu persoalan penting yang harus mendapat perhatian semua kalangan menjelang Pemilu 2014.
"Politik transaksional atau politik uang masih menjadi momok karena saya sendiri di daerah pemilihan masih menemui itu," kata Rieke saat menjadi salah seorang pemateri dalam lokakarya yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam rangka Hari Pers Nasional 2014 di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan sebagai politisi yang kembali maju menjadi calon anggota legislatif pada Pemilu 2014, masih menemukan maraknya politik uang di kalangan masyarakat.
Bahkan caleg dari PDIP ini mengatakan saat turun ke daerah pemilihannya di Jawa Barat, masyarakat dengan terang-terangan meminta sejumlah uang.
"Jika masyarakat memilih calon anggota legislatif karena sejumlah uang, maka akan terpilih politisi transaksional," tukas dia.
Hal itu kata dia dipastikan akan memicu korupsi yang lebih besar saat terpilih sebagai anggota legislatif.
Rieke mengatakan saat turun ke daerah pemilihan, ia senantiasa mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan cerdas.
Memilih calon berdasarkan program dan visi misi jika terpilih menjadi anggota legislatif menurutnya lebih bijak.
Dalam lokakarya bertema "peran dan independensi media dalam menyingkirkan ungkapan kebencian dari media massa", ia berpendapat bahwa media memiliki peran penting mempengaruhi pemilih.
"Karena media massa juga memiliki perjuangan yang sama untuk menjadikan negara ini lebih baik. Jadilah pewarta pejuang, bukan kuli tinta," tuturnya.
Sementara Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo Priyambodo yang juga menjadi pemateri dalam lokakarya itu mengatakan bahwa publikasi media terhadap jejak rekam caleg dapat menjadi panduan bagi pemilih untuk memilih caleg yang berkualitas.
"Kalau dalam bentuk iklan semua akan menyebut paling bagus, tapi kalau diwawancara tentang program kerjanya akan membantu masyarakat menentukan pilihan," ujarnya.
Menurutnya, selama ini media massa dalam peliputan calon anggota legislatif lebih bertumpu pada personal caleg, bukan menjabarkan visi dan misi serta program kerjanya. (Antara)