Bengkulu (Antara) - Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Eko Sugianto menegaskan bahwa kemenangan calon anggota legislatif perempuan yang memiliki perolehan suara sama dengan pria diprioritaskan.
"Sesuai Peraturan KPU nomor 29 tahun 2013, caleg perempuan diprioritaskan bila mendapat hasil suara sama dengan caleg pria," katanya di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan bila dalam penghitungan suara, total suara raihan caleg perempuan dan laki-laki berimbang maka yang menjadi wakil rakyat adalah perempuan.
Hal itu diatur dalam Peraturan KPU nomor 29 tahun 2013 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum, Perolehan Kursi, Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
"Kalau perolehan suara caleg laki-laki dan perempuan sama, otomatis perempuan yang menang," ujarnya.
Namun, bila perolehan suara antarcaleg laki-laki sama maka akan ditentukan berdasarkan sebaran suara.
Ia menambahkan di Provinsi Bengkulu terdapat 517 caleg dari 12 partai politik peserta pemilu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 213 orang adalah caleg perempuan.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Bengkulu Lely Arrianie mengatakan politisi perempuan harus lebih cerdas berkampanye untuk memenangi Pemilu Legislatif 2014.
"Harus cerdas berkampanye, terutama jika ingin mendapatkan suara dari pemilih perempuan," ucapnya.
Ia mengatakan secara psikologi tingkat kecemburuan antara seorang perempuan terhadap perempuan lainnya lebih tinggi jika dibandingkan antarpria.
Karena itu, dalam berkampanye di kalangan perempuan, caleg perempuan harus mengedepankan dialog dua arah dan meminta dukungan tanpa menggurui.
"Jangan pernah menggurui pemilih, tapi lakukan dialog dua arah dan cerdas mengelola pesan," tuturnya.
Pada Pemilu Legislatif 2014 kata dia, pemilih perempuan akan semakin bijak menggunakan suara sebab keberadaan anggota legislatif perempuan di DPRD belum memberikan dampak signifikan.
Sementara kualitas caleg perempuan yang maju dalam Pemilu Legislatif 2014 juga masih dipertanyakan, sebab hanya sebagian kecil yang meniti karir di dunia politik.
Ke depan menurutnya, literasi atau pendidikan politik bagi kalangan perempuan perlu terus ditingkatkan.