Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa Bengkulu pada periode Mei mengalami inflasi sekitar 0,53 persen dan penyumbang utama inflasi berasal dari kelompok biaya pengeluaran rekreasi, olahraga dan budaya sekitar 1,43 persen.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal di Bengkulu, Jum'at, mengatakan bahwa penyumbang inflasi Bengkulu juga berasal dari komunitas angkutan udara yaitu sekitar 0,13 persen.
"Pada Mei 2022 capaian inflasi sebesar 0,53 persen dan angka tersebut masih lebih tinggi dari angka nasional yang hanya 0,44 persen," kata Rizal.
Ia menjelaskan bahwa inflasi pada Mei disebabkan karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks harga yang cukup besar pada beberapa kelompok pengeluaran.
Seperti kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,87 persen, kelompok pengeluaran kesehatan 0,79 persen, kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,70 persen, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sekitar 0,66 persen.
Selanjutnya kelompok pengeluaran penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,59 persen, kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga l 0,46 persen dan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yaitu 0,36 persen.
Serta disebabkan seiring longgarnya aturan di masa pandemi yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga aktivitas masyarakat di ruang terbuka kembali meningkat.
"Inflasi tersebut membuat Provinsi Bengkulu berada di posisi 23 dari 24 kota di Sumatera yang mengalami laju inflasi," ujarnya.
Selain itu, Provinsi Bengkulu juga mengalami deflasi yang berasal dari kelompok makanan yaitu minus 0,66 persen, padahal pada April kelompok tersebut menyumbangkan inflasi di Bengkulu sebesar 2,78 persen.
Sedangkan untuk kelompok pakaian dan alas kaki juga menjadi penyumbang deflasi tertinggi di Bengkulu yaitu minus 0,27 persen.
"Kemudian untuk kelompok pengeluaran yang stabil adalah kelompok pengeluaran pendidikan," terangnya.