Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Bengkulu Hamka Sabri di Kota Bengkulu, Kamis, mengatakan bahwa pengawasan tersebut dilakukan agar distribusi BBM bersubsidi di wilayah Bengkulu tepat sasaran.
Langkah tersebut dilakukan karena banyak kendaraan pribadi mewah dan pengangkut hasil bumi yang seharusnya tidak menggunakan BBM subsidi malah mengantre BBM jenis biosolar.
Pengawasan tersebut akan dilakukan tim di bawah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu dibantu pihak Pertamina dan Hiswana Migas.
Selain melakukan pengawasan terkait penyaluran BBM subsidi, pihaknya juga kembali mengajukan penambahan kuota BBM subsidi ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), misalnya jenis biosolar sebanyak 25.000 kiloliter dan jenis pertalite.
"Kami sudah minta kuota, tapi sampai sekarang tidak ada jawaban karena salah satu untuk mengatasi ini adalah nambah kuota," ujarnya.
Di sisi lain, Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan bahwa Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel konsisten menjamin ketersediaan pasokan BBM dalam kondisi aman dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Bengkulu.
Kata dia, konsumsi BBM subsidi di Provinsi Bengkulu untuk pertalite saat ini berangsur normal, dengan rata-rata konsumsi sekitar 229 kiloliter per hari.
"Realisasi penyaluran BBM jenis pertalite di Bengkulu sampai akhir Agustus telah mencapai 153.665 kiloliter," sebutnya.