Menjaga kelestarian tanaman aren di Bumi Rejang Lebong
Minggu, 30 April 2023 19:44 WIB 1719
"Saat ini kolang-kaling yang sudah diolah dibeli oleh penampung Rp6.000 per kg, harganya terbilang tinggi sehingga banyak orang yang mencari buah aren ini untuk diolah jadi kolang-kaling," ujarnya.
Buah kolang-kaling dari kebun milik Asmawi sendiri setiap tahunnya bisa menghasilkan ratusan tandan. Namun dirinya tidak mau menjual seluruh tandan buah ini lantaran takut nanti akan menyebabkan tanamannya mati. Ia tetap konsisten mengambil air nira dan serabut atau ijuknya saja.
Selain itu, usaha pengolahan produk turunan dari tanaman aren ini juga semakin sedikit yang menekuninya dan hanya dilakukan kaum tua atau tidak ada regenerasi.
"Kalangan anak muda banyak tidak mau jadi perajin gula aren karena kerjanya susah dan untuk menghasilkan gula aren bisa memakan waktu 8 jam dan harga jualnya juga segitu-gitu saja," urainya.
Ketua Komisi II DPRD Rejang Lebong Wahono menyatakan tanaman aren merupakan komoditas unggulan daerah ini sehingga perlu terus dijaga agar tidak punah.
"Setelah tanaman kopi dan aneka sayuran lainnya, tanaman aren jadi unggulan karena bisa diambil buahnya untuk dijadikan kolang-kaling guna memenuhi kebutuhan ekspor," kata Wahono.
Karena itu, dia meminta Pemkab Rejang Lebong melalui dinas terkait melakukan upaya-upaya untuk melestarikan tanaman aren yang tumbuh di belasan kecamatan wilayah itu, melalui peremajaan dan pembagian bibit gratis.
Menurut dia, adanya kegiatan pengambilan buah aren secara besar-besaran juga memengaruhi produksi air nira yang dihasilkan sehingga bisa menurunkan produksi gula aren atau gula batok yang dihasilkan Kabupaten Rejang Lebong ke depannya.
Peremajaan tanaman
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong Zulkarnain menyebutkan di daerah itu saat ini sudah ada tanaman aren varietas lokal unggulan Semulen ST 1 yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman aren lainnya.