"Rehabilitasi saluran irigasi juga penting, karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi distribusi air sehingga tidak banyak yang hilang dalam pendistribusian air ke lahan-lahan pertanian," ujarnya.
Sementara, lanjut Sujarwo, untuk program Asuransi Pertanian adalah suatu hal yang lain. Asuransi pertanian adalah upaya memitigasi atas risiko dihadapi yang berpotensi pada kehilangan yang besar.
Petani yang peduli atas hasil usaha taninya akan cenderung membeli asuransi untuk menjaga agar potensi kehilangan tidak terlalu besar.
"Hal ini dikarenakan adanya coverage dari asuransi atas kegagalan produksi yang sangat mungkin terjadi. Apa-apa yang dilakukan pemerintah itu sangat baik dalam upaya mitigasi potensi negatif El Nino," kata Sujarwo.
Dari sisi lain seperti teknologi produksi tentu terus diupayakan jenis-jenis tanaman yang mampu bertahan pada situasi air rendah.
Menurutnya, Inovasi menjadi kunci untuk perbaikan Teknik budidaya pada berbagai lingkungan yang berbeda.
"Selain itu, tentu menjadi penting untuk mengembangkan teknologi produksi berbasis laboratorium terkontrol (precision agriculture) dan penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk membangun system produksi sustainable tanpa pengaruh lingkungan luar dan perubahan cuaca," ujar Sujarwo.
Oleh karena itu, sebagai negara tropis, lanjut Sujarwo, pertanian konvensional membawa keberkahan tersendiri dengan sistem produksi yang sederhana dan daya dukung produksi yang melimpah.
Dengan demikian, memungkinkan biaya produksi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem produksi berbasis AI dan laboratorium terkontrol.
Namun ancaman climate change dan hama penyakit yang semakin tinggi, sehingga alternatif-alternatif sistem produksi perlu dikembangkan.
Salah satunya precision agriculture - berbasis laboratorium terkontrol, menjadi alternatif perlu dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan.
"Hadirnya anak-anak muda pertanian yang melek teknologi menjadi titik kritis dalam hal ini," katanya.