Ombak besar yang melanda perairan laut di Kecamatan Teramang Jaya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, memaksa konsultan menghentikan sementara kajian teknis pembangunan pelabuhan pengiriman minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
Tim konsultan dari PT Mukomuko Terminal Indonesia, investor utama pembangunan pelabuhan CPO, sejak beberapa hari terakhir ini melakukan kajian teknis di lokasi pembangunan pelabuhan CPO di kawasan Kubang Badak, Kecamatan Teramang Jaya.
Kepala Desa Pasar Bantal Munzilin menyatakan ombak besar ini selain menghentikan aktivitas konsultan melakukan kajian teknis juga menyebabkan nelayan tidak bisa melaut.
Kepala Desa Pasar Bantal Munzilin menyatakan ombak besar ini selain menghentikan aktivitas konsultan melakukan kajian teknis juga menyebabkan nelayan tidak bisa melaut.
Tim konsultan tersebut melakukan kajian teknis salah satunya dengan mengukur kedalaman air laut yang berada di Kawasan Kubang Badak, Kecamatan Teramang Jaya.
Baca juga: Mukomuko bangun pelabuhan CPO tanpa APBN
Baca juga: Mukomuko bangun pelabuhan CPO tanpa APBN
Saat ini belum terlihat adanya aktivitas di dalam kawasan Kubang Badak tersebut karena ombak besar melanda wilayah ini.
Kawasan Kubang Badak tersebut masuk Desa Pasar Bantal. Lokasi tersebut disebut sebagai Kubang Badak karena pada zaman dulu lokasi itu menjadi tempat badak berkubang.
Yang memberi nama lokasi itu Kubang Badak, nenek moyang warga kampung setempat dan warga hanya meneruskan saja.
Terkait dengan lahan masyarakat yang berada di kawasan Kubang Badak tersebut, menurut Munzili, sebagian besar sudah clear, hanya ada dua sampai tiga warga di wilayah ini yang masih belum selesai pembebasan lahannya.
Kendati demikian, masyarakat di wilayah ini mendukung pemerintah membangun pelabuhan CPO di wilayah ini.
Bupati Mukomuko Sapuan mengungkap pembangunan pelabuhan pengiriman minyak kelapa sawit mentah atau CPO di Kecamatan Teramang Jaya itu kelak tanpa menggunakan APBN dan APBD atau murni investasi swasta.
Bupati memang mengajak swasta melakukan pembangunan pelabuhan CPO di Kabupaten Mukomuko. Adapun investor utama pembangunan pelabuhan tersebut adalah PT Mukomuko Terminal Indonesia serta sejumlah perusahaan pengolahan dan korporasi minyak kelapa sawit di daerah ini.
Sejak beberapa hari lalu investor utama sedang melakukan kajian teknis bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.