Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Timur, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) telah berhasil melepasliarkan 515 orang utan hingga 2023.
"Sejalan dengan semangat kemerdekaan Republik Indonesia kami telah berhasil melepasliarkan 515 orang utan kembali ke alam liar," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
Selain itu, di pusat rehabilitasi yang berlokasi di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur, tim Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo juga merawat dan memberikan perlindungan terhadap kurang lebih 400 orang utan.
"Saat ini menunggu giliran untuk dilepasliarkan ke habitat mereka yang sebenarnya," kata Jamartin.
Dia menambahkan, dalam rangka memperingati perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus dan Hari Orangutan Internasional yang jatuh dua hari sesudahnya, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo mengumumkan kampanye baru.
Kampanye itu berjudul "Merdeka bagi Orangutan: Menyatukan Semangat Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Hari Orangutan".
Pada momen yang bersejarah ini, pihaknya ingin menggabungkan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia. Upayanya untuk memastikan kebebasan dan kelangsungan hidup orang utan berharga dalam ekosistem alam.
"Seperti halnya bangsa ini merayakan kemerdekaannya, pihaknya percaya bahwa kebebasan orang utan juga merupakan hal yang penting dan layak untuk dijaga dan dirayakan," kata Jamartin.
Dia menerangkan, kampanye merdeka bagi orang utan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang perlindungan dan pelestarian orang utan sebagai spesies yang terancam dan berperan penting dalam ekosistem.
Melalui kampanye ini Yayasan BOS berupaya mendorong upaya pemulihan dan perlindungan hutan untuk memastikan kelangsungan hidup orang utan di alam liar.
"Sejalan dengan semangat kemerdekaan Republik Indonesia kami telah berhasil melepasliarkan 515 orang utan kembali ke alam liar," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
Selain itu, di pusat rehabilitasi yang berlokasi di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur, tim Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo juga merawat dan memberikan perlindungan terhadap kurang lebih 400 orang utan.
"Saat ini menunggu giliran untuk dilepasliarkan ke habitat mereka yang sebenarnya," kata Jamartin.
Dia menambahkan, dalam rangka memperingati perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus dan Hari Orangutan Internasional yang jatuh dua hari sesudahnya, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo mengumumkan kampanye baru.
Kampanye itu berjudul "Merdeka bagi Orangutan: Menyatukan Semangat Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Hari Orangutan".
Pada momen yang bersejarah ini, pihaknya ingin menggabungkan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia. Upayanya untuk memastikan kebebasan dan kelangsungan hidup orang utan berharga dalam ekosistem alam.
"Seperti halnya bangsa ini merayakan kemerdekaannya, pihaknya percaya bahwa kebebasan orang utan juga merupakan hal yang penting dan layak untuk dijaga dan dirayakan," kata Jamartin.
Dia menerangkan, kampanye merdeka bagi orang utan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang perlindungan dan pelestarian orang utan sebagai spesies yang terancam dan berperan penting dalam ekosistem.
Melalui kampanye ini Yayasan BOS berupaya mendorong upaya pemulihan dan perlindungan hutan untuk memastikan kelangsungan hidup orang utan di alam liar.
"Selain itu kami juga mengajak masyarakat berpartisipasi dalam upaya konservasi dan memahami peran penting orang utan dalam menjaga keseimbangan ekosistem," kata Jamartin.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News