Kekayaan alam Bumi pertiwi sudah tak diragukan lagi, tanah sebagai media pertanian sudah selayaknya dijaga keberlanjutan kualitas maupun kuantitasnya sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman pangan.
Tergerak menjaga keberlanjutan sektor pertanian, perusahaan yang berada dalam naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pegadaian melalui program tanggungjawab sosial lingkungan (TJSL) lantas mengucurkan ide untuk menggandeng salah satu komunitas yang aktif dan peduli terhadap pertanian, yakni komunitas penggemar band Slank atau yang dikenal Slankers.
Gandeng Slankers
Bukan sekedar klub penggemar biasa, rupanya komunitas itu turut memiliki unit komunitas yang memiliki kepedulian terhadap beberapa sektor, di antaranya UMKM dan pertanian.
Wandy adalah salah satu anggota komunitas pertama yang dijuluki Slankerspreneur itu, yang juga berperan mendirikan komunitas bersama pembetot bas grup musik Slank, Ivanka.
Baca juga: Melestarikan tulisan tangan saat teknologi menawarkan kemudahan
Baca juga: Melestarikan tulisan tangan saat teknologi menawarkan kemudahan
Bak gayung bersambut, anggota Slankerspreneur yang menggeluti usaha pertanian lantas mendapat akses berbincang dengan PT Pegadaian sehingga mendapatkan kesepahaman dan tujuan yang sama yakni untuk menggelorakan keberlanjutan di sektor pertanian.
Kepada Antara, dirinya menceritakan, PT Pegadaian yang menggandeng komunitas yang berdiri pada 2017 ini berhasil melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik ke 25 anggota Slankerspreneur pada Oktober lalu.
Pelatihan pembuatan pupuk organik dilakukan bukan tanpa alasan, berdasarkan survei yang dilakukan bersama Slankers, rupanya para petani muda masih menggunakan pupuk biasa dengan kandungan bahan kimia yang belum ramah lingkungan serta minimnya fasilitas dan pemahaman soal pembuatan pupuk organik.
Pelatihan yang dilakukan selama tiga hari di kawasan Gadog, Ciawi, Jawa Barat ini memberikan pembekalan terkait pertanian yang baik, pemilihan nutrisi yang tepat dalam tanah dan tanaman serta pemahaman dalam pembuatan pestisida organik dengan memanfaatkan bahan yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Menggandeng Intani sebagai narasumber pelatihan pembuatan pupuk organik, pembekalan pemahaman diberikan berkaitan dengan agrikultur, budaya menanam yang seharusnya, filosofi bumi dan tanah, upaya memperkaya tanah. Upaya ini dilakukan untuk membuka pola pikir para slankers.
Baca juga: Pilihan jalur skripsi dan nonskripsi sebagai karya ilmiah
Baca juga: Pilihan jalur skripsi dan nonskripsi sebagai karya ilmiah
Pelatihan hari kedua pun dilanjutkan dengan pembekalan dalam upaya mendapatkan bahan pupuk organik dari sekitar tempat pelatihan. Salah satu contoh yakni di Jatiluhur, di kawasan ini terdapat potensi eceng gondok yang dapat dijadikan sebagai nutrisi penyubur tanah dengan pemanfaatan dua model pengolahan yakni pupuk alami padat (fermentasi tanaman eceng gondok) dan pupuk cair.
Selama pelatihan tersebut berlangsung peserta yang mayoritas berasal dari kawasan Jawa Barat ini disediakan sejumlah fasilitas oleh Pegadaian yang meliputi sejumlah sarana prasarana yang meliputi shelter, peralatan termasuk mesin cacah.
Pelatihan hari ketiga pun dilakukan dengan praktik pembuatan pupuk organik. Adapun pendampingan secara keseluruhan dilakukan dari ahli yang memiliki kompetensi.