JAKARTA (ANTARA) - Di era teknologi, barangkali dan hampir pasti, banyak orang telah meninggalkan kebiasaan menulis dengan tangan. Kegiatan catat-mencatat telah bergeser menggunakan papan ketik atau layar sentuh pada gawai karena lebih praktis dan mudah. Padahal banyak keajaiban yang bisa didapat dari aktivitas menulis tangan, selain mencengkeram daya ingat dan meningkatkan kualitas tidur, juga mampu mewujudkan mimpi selangkah lebih dekat.
Salah satu dampak kemajuan teknologi adalah ditinggalkannya kebiasaan menulis dengan tangan oleh sebagian besar masyarakat akibat kepraktisan yang ditawarkan perangkat elektronik. Tren digital yang berkembang membuat banyak orang lebih suka mencatat secara digital dibandingkan dengan menulis tangan.
Baca juga: Mencari sosok cawapres alternatif perempuan di Pilpres 2024
Nyatanya, orang yang menulis dengan kertas dan pulpen memiliki kemampuan kognitif lebih dibandingkan mereka yang mengetik dengan komputer atau ponsel. Karena gerakan mengetik selalu sama apapun hurufnya, hanya memerlukan satu sentuhan, yaitu sebatas memencet tombol. Berbeda halnya dengan menulis menggunakan tangan, dalam membentuk huruf, olah motorik diperlukan untuk melakukan eksekusi tersebut.
Menulis dengan tangan adalah proses yang dinamis, karena ketika menulis, otak juga memproses apa yang kita pikirkan, dengar, dan lihat.
Sebuah penelitian menyebutkan ada jalur syaraf yang berbeda pada otak manusia yang hanya diaktifkan dengan olah motorik halus saat menulis. Proses belajar dan kinerja memori sangat terpengaruh dengan jalur syaraf ini. Maka menulis dengan tangan mampu menguatkan daya ingat seseorang.
Baca juga: Pilihan jalur skripsi dan nonskripsi sebagai karya ilmiah
Studi yang dilakukan di Universitas Nebraska, Universitas Princeton dan University of California menyimpulkan bahwa pelajar yang menulis menggunakan tangan umumnya memiliki performa akademik yang lebih baik dibanding mereka yang mengetik pada komputer. Hal ini bisa terjadi karena otak merangkum berbagai pengalaman saat menulis, sehingga menyimpan informasi lebih lama dan lebih mudah memahami ide-ide baru.
Bukan hanya pelajar, manfaat yang sama tentu juga bisa diperoleh pekerja profesional, karyawan, atau pun masyarakat umum yang melakukannya.
Rilis emosi
Sehat atau tidaknya mental seseorang dapat dilihat dari tiga aspek utama dalam diri manusia, yaitu emosi, pikiran, dan perilaku. Ketiganya saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain.