Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan prevalensi stunting bisa turun dan mencapai angka satu digit atau di bawah 14 persen sesuai dengan target Pemerintah Pusat.
"Kami terus fokus terhadap penanganan angka stunting di Provinsi Bengkulu," kata Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah yang juga sebagai ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Bengkulu, di Bengkulu, Sabtu.
Bahkan kata dia Bengkulu terus berupaya agar tanah kelahiran ibu negara pertama Fatmawati Soekarno itu bisa mencatatkan "zero" stunting di tahun mendatang.
"Semoga pencapaian provinsi Bengkulu dalam menurunkan stunting bisa tercapai. Tidak hanya 18,84 persen. Kami harapkan turun kembali. Kerja sama semua pihak sangat kami harapkan dalam mencapai target tersebut," kata Rosjonsyah.
Menurut dia semua upaya yang dilakukan pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penurunan stunting baik di kabupaten kota di Bengkulu.
Pemprov Bengkulu kata dia telah memaksimalkan semua kegiatan rembuk stunting sebagai wadah diskusi untuk menangani permasalahan yang dihadapi dalam percepatan penurunan stunting, juga membuat program tepat sasaran, dan program gizi untuk ibu dan bayi dan berbagai program lainnya.
"Semua program bisa berjalan dengan baik, tapi sinergi dan kolaborasi antar instansi serta masyarakat untuk mencapai tujuan percepatan penurunan stunting juga harus terealisasi," katanya.
Wakil Gubernur Rosjonsyah mengatakan dalam rangka mencapai target zero stunting, pihaknya menggelar diseminasi hasil audit kasus stunting serta melakukan kajian terhadap hasil audit tersebut.
"Dan menjadi dasar diskusi antar pihak untuk merumuskan strategi lanjutan dalam menurunkan kasus stunting di Provinsi Bengkulu," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo saat berkunjung ke Bengkulu pada pertengahan 2023 lalu memberikan apresiasi pada daerah itu karena mampu menurunkan angka stunting.
Kondisi stunting di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan yang baik dari 22 persen ke 18 persen. Merujuk angka tersebut, Bengkulu diharapkan mampu terus menurunkan prevalensi stunting.