Jakarta (ANTARA) - Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan udara pada Minggu (19/5), atau beberapa hari menjelang peringatan kunjungannya ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023.
“Itu adalah perjalanan yang dianggap sebagai titik bersejarah perkembangan lebih lanjut hubungan antara dua negara besar Islam, Iran dan Indonesia,” kata Kedutaan Besar Iran di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Dalam kunjungan Presiden Raisi ke Jakarta tahun lalu, telah ditandatangani sebanyak 10 nota kesepahaman kerja sama kedua negara yang sebagian besar sedang dilaksanakan dan sebagian lainnya sedang dalam tahap koordinasi.
Melalui keterangannya, Kedubes Iran menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas berbagai pesan belasungkawa dan solidaritas baik dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia terkait dengan insiden yang menewaskan Presiden Raisi.
Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian, serta dua pejabat pemerintah Iran tewas setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, pada Minggu sore.
Peristiwa itu terjadi dalam perjalanan rombongan Presiden Raisi kembali ke Iran setelah meresmikan Bendungan Ghiz Ghalesi—bagian dari koridor transit Aras yaitu koridor jalan dan rel kereta api sepanjang 107 km—yang merupakan proyek bersama antara dua negara, Iran dan Azerbaijan.
Presiden RI Joko Widodo turut berduka cita dan menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Presiden Raisi, yang pernah dia temui di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Mei 2023.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, duka cita mendalam atas wafatnya Presiden Iran, Yang Mulia Sayyed Ebrahim Raisi beserta delegasi pendamping yang menyertai beliau dalam musibah kecelakaan di Iran," kata Presiden Jokowi dalam akun resmi X @jokowi dikutip pada Senin (20/5).
Presiden Jokowi juga berdoa untuk keluarga yang ditinggalkan dan juga masyarakat Iran atas meninggalnya Presiden Raisi.
"Doa tulus saya panjatkan bagi keluarga yang ditinggalkan dan masyarakat Iran," ucap Jokowi.