Anggota Komisi IX DPR RI Dian Istiqomah meminta agar Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dapat segera rampung dan dapat disahkan sebagai Undang-Undang.
"Kita jangan tutup mata, pengawasan itu wajib kita lakukan. RUU Waspom -Pengawasan Obat dan Makanan- harus dilanjutkan dan tolong perhatikan daftar inventarisasi masalah -DIM-. Selama ini kan, numpang lewat enggak kelar-kelar," kata Dian dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut dia sampaikan guna menanggapi persoalan mengenai banyaknya anak-anak yang melakukan cuci darah. Menurut dia, persoalan tersebut perlu segera dituntaskan karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang berperan mewujudkan Indonesia menjadi negara maju atau Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Dinkes dan BPOM Bengkulu gelar sidak pastikan jajanan anak aman
Baca juga: Empat siswa SD di Palembang diduga keracunan jajanan kantin, Disdik dan BPOM lakukan penyelidikan
Baca juga: Dinkes dan BPOM Bengkulu gelar sidak pastikan jajanan anak aman
Baca juga: Empat siswa SD di Palembang diduga keracunan jajanan kantin, Disdik dan BPOM lakukan penyelidikan
"Setelah kejadian ini -banyaknya anak melakukan cuci darah-, baru semua terbuka, harusnya preventif dulu jangan sampai kejadian. Ini kejadiannya banyak anak, ini kan penerus kita bagaimana kita menuju Indonesia Emas 2045. Itu kan menghabisi generasi," katanya.
Dian berharap ke depannya pemerintah bersedia mendengarkan saran-saran mengenai pengetatan pengawasan obat dan makanan.
"Mudah-mudahan pemerintah mendengarkan suara-suara kita, suara masyarakat, keinginan masyarakat punya makanan sehat, obat bagus, jadi tidak jadi penyakit lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah mengungkapkan pasien anak yang sedang menjalani cuci darah atau hemodialisis di rumah sakit tersebut bukan karena minuman manis.
Konsultan Nefrologi Anak RSHS Prof Dany Hilmanto menyampaikan bahwa pasien anak yang saat ini menjalani cuci darah telah memiliki riwayat penyakit gagal ginjal yang sudah lama ataupun memiliki kelainan bawaan.
Baca juga: Berbahaya, BPOM perintahkan tarik roti merek Okko dari pasaran
Baca juga: BPOM ajak masyarakat jaga kesehatan lewat pangan aman konsumsi
“Karena memang penyebabnya cuci darah pada anak kebanyakan ada dua sebab, yaitu kelainan struktur dan adanya penyakit glomerulus pada ginjal,” katanya.
Dia mengatakan, hal itu juga sebagai respons mengenai banyak pasien anak-anak yang melakukan pengobatan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang saat ini viral di media sosial.
Dia menegaskan umumnya pada penyakit gagal ginjal karena faktor seringkali mengonsumsi makanan yang tidak sehat tidak langsung menimbulkan gejala pada penyakit tersebut.
“Bahwa dari tahun ke tahun penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan tidak sehat itu melalui tahap yang panjang, dia harus melalui ke hipertensi dulu, diabetes melitus dulu, obesitas yang di mana semua itu merupakan risiko pada gagal ginjal,” katanya.