Jakarta (ANTARA) - Organisasi kerelawanan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) memastikan sejumlah relawan medisnya tiba dengan selamat di Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara, Palestina, dan akan bertugas selama satu bulan di sana.
“Atas kehendak Allah SWT, relawan dan dokter kita berhasil masuk ke RS Indonesia pada 9 Agustus kemarin. Ini adalah satu hal yang sangat luar biasa bagi mereka,” kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sarbini menjelaskan, 7 relawan yang tergabung dalam kelompok Tim Medis Darurat (EMT) gelombang ke-5 MER-C tersebut akan bertugas di RS Indonesia untuk membantu pelayanan medis bagi korban agresi Israel dan pemantauan kondisi rumah sakit.
Tim relawan tersebut sampai di Gaza Utara dengan bergabung di konvoi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan harus melewati tak sedikit pos pemeriksaan Israel, yang membuat perjalanan yang biasanya berlangsung selama 40 menit harus ditempuh selama hampir 6 jam.
Baca juga: 24 persen korban genosida Israel di Gaza adalah pemuda
Baca juga: Hamas tolak hadiri pembicaraan gencatan senjata Gaza pada 15 Agustus
Baca juga: Presiden Palestina akan berkunjung ke Rusia, bahas situasi Gaza
“Terus terang, saya sangat bahagia karena dokter Indonesia ini bisa masuk ke Gaza Utara dan bekerja di Rumah Sakit Indonesia meski dengan segala keterbatasannya,” ucap Sarbini.
Ia menyatakan bahwa dengan masuknya relawan EMT ke-5 di Gaza, jumlah relawan MER-C yang kini ada di daerah itu mencapai 9 orang yang terdiri dari lima relawan medis, tiga relawan non-medis, dan satu staf penghubung antara tim MER-C dengan badan lainnya.
Sarbini juga memastikan pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dalam menginformasikan kondisi dan keselamatan relawan MER-C yang bertugas di Gaza.
Sementara, relawan dan pemimpin regu EMT ke-5 MER-C, dr. Dany Kurniadi Ramdhan Sp.BS, menyatakan bahwa begitu tiba di RS Indonesia pada 9 Agustus, tim medis langsung berjibaku menolong korban serangan Israel.
“Kedatangan kami disambut beberapa korban pengeboman, salah satunya pasien bayi yang meninggal, serta 4 orang yang mengalami luka trauma,” ucap Dany.
Dokter spesialis bedah saraf tersebut pun mengaku telah bertemu direktur RS Indonesia dr. Marwan Al-Sultan pada 10 Agustus untuk memperkenalkan anggota EMT ke-5 MER-C serta membahas kondisi terkini dan rencana kerja di RS tersebut.