Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur membantah isu kemiskinan menjadi pemicu seorang ibu di daerah itu diduga membunuh dua anak kandungnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Paulus Luhur Budi Prasetya di Kediri, Selasa, mengemukakan tim reaksi cepat (TRC) sudah memberikan laporan terkait dengan kondisi keluarga ID, ibu yang diduga telah membunuh dua anak kandungnya.
Dari hasil penelusuran si ibu tersebut tidak masuk dalam pendampingan Dinsos bagi mereka yang orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).
Baca juga: Seorang pemuda bunuh ibu kandung di Kerinci
"Ibu tersebut tidak masuk yang kami dampingi. Kami pernah menawari untuk dirawat di medis dengan merujuk ke rumah sakit, tapi tidak mau. Emosinya tinggi, jadi tidak bisa kami layani. Senangnya berobat ke nonmedis," katanya.
Ia menyebut dari laporan yang masuk, emosi ibu tersebut memang tidak stabil, terkadang emosi dan terkadang stabil. Relawan yang mengajak untuk berobat pun ditolak dan emosi ibu tersebut langsung tinggi, sedangkan suami ibu tersebut juga tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan yang bersangkutan.
Baca juga: Polisi: Ada 10 luka tusuk di tubuh ibu yang dibunuh anaknya
Namun, ia mengakui bahwa keluarga ID masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Mereka menerima program keluarga harapan (PKH).
"Kami juga cek masuk dalam DTKS, penerima PKH. Sudah ada bantuan. Jadi, penyebabnya itu bukan karena kemiskinan, melainkan dipengaruhi depresinya. Itu tidak ada kaitan dengan kemiskinan," kata dia.
Pihaknya juga melaporkan hal ini ke pimpinan guna mendapatkan petunjuk lebih lanjut, termasuk untuk mendapatkan santunan kematian.
Beredar isu ibu bunuh dua anak kandungnya di Kediri karena kemiskinan, begini penjelasan Dinsos
Selasa, 3 September 2024 16:33 WIB 1828