Pelari dari tim atletik DKI Jakarta Wahyudi Putra mengatakan bahwa memecahkan rekor Pekan Olahraga Nasional (PON) nomor 1.500 meter, sekaligus menyabet emas dalam PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, dipersembahkan untuk ibunya yang sedang sakit.
Ia membeberkan, prestasi ini untuk ibunya dan berharap orang yang telah melahirkannya itu bisa senang dan bersemangat untuk sembuh dari penyakit gangguan saraf.
"Saya juga ingin menggunakan bonus hadiah yang didapatkan untuk membawa ibu saya berobat ke rumah sakit yang lebih baik, sehingga bisa cepat sembuh," kata Wahyudi usai memastikan diri menyabet emas di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu.
Lebih lanjut dia membeberkan, ibunya yang berada di Kota Padang, Sumatera Barat sakit pada dua bulan, saat Wahyudi mengikuti pemusatan latihan (TC).
"Ibu saya baru keluar dua hari lalu dari rumah sakit dan penyebab sakitnya belum jelas oleh dokter, sehingga saya ingin memboyong ibu ke Jakarta untuk berobat," ujar atlet peraih perunggu nomor 5.000 meter PON XIX Jawa Barat 2016 tersebut.
Wahyudi yang merupakan seorang anggota TNI Angkatan Laut berpangkat Sersan Dua itu mengungkapkan, dirinya ingin meraih prestasi-prestasi selanjutnya bersama Indonesia.
Oleh sebab itu, dia berharap akan mendapatkan tempat untuk mengikuti pemusatan latihan nasional, dalam rangka membela Indonesia di kancah internasional.
"Saya setelah PON 2016 absen dan masuk TNI, dan baru memulai latihan lagi pada 2022," ujar dia.
Dalam perlombaan final 1.500 meter PON XXI, Wahyudi berhasil membukukan 3 menit 50,2 detik.
Pencapaian itu telah memecahkan rekor PON yang bertahan hampir 31 tahun atau sejak 9 Desember 1993, milik Julius Leuwol asal Maluku.
Pada PON XIII Jakarta 1993, atlet asal Maluku mencatatkan waktu 3 menit 51,93 detik.
Namun, untuk rekor nasional, Wahyudi yang berumur 26 tahun belum mampu memecahkan rekor yang juga dimiliki oleh Julius.
Atlet asal Indonesia wilayah Timur itu membukukan waktu 3 menit 46,21 detik.
Sementara itu, final nomor 1.500 meter putra diikuti oleh 11 peserta.
Sebanyak sembilan provinsi mengirimkan atlet terbaiknya, yakni DKI Jakarta, Maluku Utara, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Aceh, Jawa Barat, Gorontalo, Bangka Belitung (2 atlet), dan tuan rumah Sumatera Utara (2 atlet).