"Kalau kamu mau mengenal dunia yang membaca, kalau kamu mau dikenal dunia ya menulis. Kedua-duanya ini adalah roh utama dari literasi," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan orang tidak mungkin bisa meningkatkan kapasitas apalagi membudayakan semangat budaya literasi dalam diri kalau tidak biasa membaca dan menulis.
"Tidak biasa mendengarkan, tidak biasa merespon. Dan itu menjadi ukuran sejauh mana kemahiran seseorang dalam berbahasa, ukurannya itu. Menulis, membaca, mendengarkan, dan merespon, ini ukuran tentang tingkat kemahiran seseorang dalam dalam berbahasa (yang menjadi salah satu aspek penting literasi)," kata Rohidin.
Semakin banyak membaca, lanjut Rohidin, akan meningkatkan literasi seseorang ke tingkat yang lebih baik, karena membaca meningkatkan wawasan dam keilmuan.
"Maka muncullah pepatah, semakin berilmu semakin menunduk, semakin banyak orang membaca dan menulis maka mereka merasa semakin banyak yang belum mereka ketahui. Oleh karena itu salah satu ukuran pintu ilmu adalah membaca," ucapnya.
Pemerintah pusat membuat program strategis peningkatan literasi, kata dia, dan pada 2024 ini Provinsi Bengkulu terpilih sebagai tuan rumah Rapat Koordinasi (Rakor) Literasi.
“Kami juga mengapresiasi Kemenko PMK dan kementerian terkait yang telah memilih Bengkulu sebagai tuan rumah Rakor Literasi 2024," kata Gubernur Rohidin.
Provinsi Bengkulu dipilih sebagai penyelenggara Rakor Literasi juga karena penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang diterima dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) pada 2 Mei 2024, di Jakarta.
Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas komitmen Pemprov Bengkulu dalam melestarikan bahasa daerah, yang diserahkan pada saat pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional 2024.