"Kalau kita sudah punya CCTV di RT/RW, di sekolah-sekolah, di tempat-tempat publik, kalau memang ada rencana itu kan bisa diawasi secara langsung," kata Pramono di Kwitang Jakarta, Kamis.
Pramono mengatakan hal itu terkait pencegahan tawuran yang kerap terjadi di Jakarta. Dia berharap masyarakat dan aparat penegak hukum bisa mencegahnya bersama-sama.
Selain tawuran, dia berharap fasilitas CCTV ini juga bisa mengawasi peredaran narkoba, perundungan (bullying) atau pencurian di lingkungan setempat.
Karena itu, pemasangan CCTV di setiap lingkungan masyarakat menjadi tanggung jawab bersama untuk mengurangi tingkat kriminalitas yang terjadi.
"Maka yang seperti ini, harusnya pemerintah bertanggung jawab memasang CCTV untuk RT/RW, supaya pengawasan itu dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama," ujarnya.
Merujuk hasil kajian tahun 2017, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta idealnya membutuhkan CCTV sebanyak 70 ribu titik.
Hingga pertengahan tahun 2024, pemasangan
CCTV oleh Pemprov DKI Jakarta terealisasi di 747 titik. Penyebarannya, yakni Jakarta Pusat sebanyak 180 titik, Jakarta Barat 160 titik, Jakarta Utara 75 titik, Jakarta Timur 160 titik, dan Jakarta Selatan sebanyak 172 titik.
CCTV oleh Pemprov DKI Jakarta terealisasi di 747 titik. Penyebarannya, yakni Jakarta Pusat sebanyak 180 titik, Jakarta Barat 160 titik, Jakarta Utara 75 titik, Jakarta Timur 160 titik, dan Jakarta Selatan sebanyak 172 titik.
KPU DKI Jakarta telah menetapkan tiga paslon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada Minggu (22/9).
Ketiga paslon tersebut adalah Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dari independen nomor urut 2, dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) nomor urut 3.