Jakarta (ANTARA) - Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana Sp,S(K) mengatakan konsep pendidikan ke depan tidak hanya berada atau terpusat di ruang kelas tetapi juga di luar ruangan terbuka hijau.
“Ruangan terbuka yang digunakan bagi mahasiswa maupun dosen serta masyarakat untuk saling berinteraksi satu sama lain,” ujar Yuda di Jakarta, Sabtu.
Pembelajaran yang dilakukan pun tak hanya terpusat di ruang-ruang kelas, tetapi juga di luar kelas dengan melibatkan interaksi lintas disiplin.
Sebelumnya, dilakukan peresmian ruang terbuka hijau (RTH) di Unika Atma Jaya yang dipimpin langsung oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta sekaligus Pembina Yayasan Atma Jaya, sebagai simbol semangat kebersamaan dan dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan.
Ruang terbuka itu dirancang sebagai ruang hijau yang multifungsi, melayani kebutuhan edukasi, interaksi, dan rekreasi bagi seluruh komunitas Atma Jaya serta masyarakat sekitar. Selain menjadi tempat edukasi, RTH itu diharapkan dapat menjadi pusat kesadaran akan pentingnya ruang hijau ditengah perkembangan kawasan perkotaan seperti di Jakarta.
Terdapat 135 pohon di RTH yang mana ada beberapa pohon unik dan memiliki filosofi seperti Pohon Soekarno, Pohon Boddi dan Pohon Moringa. Pohon-pohon di RTH itu juga telah diberi identitas (barcode) sehingga masyarakat yang berkunjung dapat memperoleh informasi tentang pohon-pohon tersebut. Selain itu terdapat 92 sumur resapan di kawan itu.
Ketua Yayasan Atma Jaya, Linus M. Setiadi, mengatakan dalam proses revitalisasi pihaknya sangat memperhatikan aspek keberlanjutan seperti dengan merawat tanaman yang berada di area RTH agar tidak rusak oleh proses pembangunan.
“Unika Atma Jaya berharap RTH ini dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai keberlanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar,” kata Linus.
Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, mengajak masyarakat untuk merawat rumah bersama yaitu bumi. Unika Atma Jaya menghadirkan ruang itu, lanjut Ignatius, sebagai tanda keberlanjutan dan kepedulian terhadap alam semesta.
“Maka, mari kita menjaga ruang terbuka hijau ini agar kebermanfaatannya sungguh dapat dirasakan bersama. Menjadikan tempat ini juga sebagai sumber inspirasi dan refleksi, mengingat kembali tanggung jawab kita dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam,” cakap dia.*