Jakarta (Antara) - Pemimpin Redaksi Majalah BUMN Track Akhmad Kusaeni menganugerahkan penghargaan kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga mantan Direktur Utama PT Telkom sebagai Tokoh Inspiratif BUMN 2016.
Akhmad Kusaeni sebagaimana disampaikan melalui keterangan dari Kementerian Pariwisata di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Arief Yahya sudah menginspirasi banyak kepala daerah, banyak pejabat struktural, maupun kalangan swasta.
Penganugerahan yang diadakan dalam rangka HUT ke-9 Majalah BUMN Track itu telah berlangsung di Jakarta pada Kamis (12/5). Selain Arief Yahya, mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar yang kini menjabat Chairman MatahariMall.com juga dianugerahi penghargaan sebagai Tokoh Transformasi BUMN 2016.
Kusaeni, mantan Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara itu mengatakan apa yang akan dan sedang dilakukan Menpar, selalu mendapat respons positif dari publik.
"Itulah yang membuat kami sangat respek, publik juga percaya, karena menteri yang memimpinnya sangat menguasai persoalan dan progresif," katanya.
Disebutkan bahwa Menpar yang hobi wayang kulit dikenal memegang teguh prinsip budaya Jawa "sepi ing pamrih, rame ing gawe".
Tokoh yang pernah membuat PT Telkom Indonesia itu memiliki reputasi dunia, laba naik "double" dalam dua tahun, dan tampil menjadi perusahaan telekomunikasi ini, diperhitungkan di tingkat dunia ini, jarang tampil.
Dirut BCA Jahja Setiaatmadja, Presdir PT Astra Internasional Prijono Sugiarto dan Arief Yahya adalah tiga CEO terbaik yang pernah mendapatkan MarkPlus Marketeers of The Year. Ketika itu, ketiganya tidak terlalu terkenal profil personalnya karena jarang tampil di muka umum tetapi perusahaan yang dia tangani berkelas dunia semua.
Arief Yahya, begitu masuk di birokrasi, dalam waktu cepat mengubah semangat kerja Kemenpar menjadi mirip korporasi. Seperti sebuah perusahaan, dia menggunakan kapasitas dan kemampuan profesionalnya untuk mengurusi kementerian.
"Saya terapkan WIN Way, Wonderful Indonedia Way! Jurus 3S untuk membangun budaya kerja atau corporate culture Kemenpar, yakni solid, speed, smart," ucap Arief Yahya yang lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan program Doktor dari Unpad Bandung itu.
Menpar Arief Yahya turut melakukan deregulasi antara lain dalam kebijakan bebas visa kunjungan untuk 169 negara, dari sebelumnya hanya 15 negara.
Deregulasi juga dilakukan di kapal cruise dengan pencabutan cabotage, yang memungkinkan sebuah kapal pesiar berbendera asing menaikturunkan penumpang di lima pelabuhan.
Lalu deregulasi di bidang perahu pesiar (yacht), dengan penghapusan CAI (clearance approval for Indonesia territory), sehingga proses izin masuk yacht cukup tiga jam, dari sebelumnya tiga minggu.
Di bidang pemasaran, Arief Yahya sudah melakukan banyak terobosan sehingga branding "Wonderful Indonesia" menembus peringkat ke-47 dari sebelumnya "not available" (NA) atau tak tersedia.
Branding "Wonderful Indonesia" sudah mengalahkan Malaysia (peringkat 94) dan Thailand (83).
Anjungan 'Wonderful Indonesia" yang diikuti Kemenpar dalam ajang pameran dan buraa perjalanan wisata (travel mart) internasional seperti di Jerman, Bulgaria, Singapura, India, AS, Prancis, Hong Kong, Selandia Baru, dan lainnya juga juara.
Di tingkat dunia, Badan PBB untuk Pariwisata Dunia (UN-WTO) memberikan tiga penghargaan untuk Indonesia, dan sejumlah penghargaan lain dari berbagai negara.
Di bidang pengembangan destinasi dan industri psriwisata Menpar Arief Yahya juga turut membangun 10 top destinasi prioritas pada tahun ini untuk mengejar target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara ke Tanah Air pada 2019. ***1***