Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu mempermudah investor dari luar untuk berinvestasi di wilayah itu melalui situs sistem informasi investasi Kota Bengkulu (Siikolu).
Melalui situs tersebut, para investor dapat mengetahui data awal yang diperlukan sebelum melakukan investigasi di Kota Bengkulu, seperti infrastruktur, transportasi yang ada di wilayah tersebut.
"Siikolu yang berbentuk digital ini menjadi upaya kami untuk meningkatkan investasi. Kita ingin memberikan kemudahan bagi investor, terutama dari luar kota, sebelum berinvestasi mereka sudah mengetahui sektor apa saja yang dapat diinvestasikan di Kota Bengkulu melalui peta investasi tersebut," kata Kepala DPMPTSP Kota Bengkulu Irsan Setiawan di Bengkulu, Jumat.
Ia menyebutkan bahwa penamaan Siikolu merupakan salah satu kata yang berasal dari kearifan lokal Kota Bengkulu, artinya siko dulu atau ke sini dulu agar para investor dapat melihat peluang investasi di wilayah tersebut.
"Kita berharap peta investasi tersebut dapat benar-benar bermanfaat bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Kota Bengkulu," terangnya.
Pada situs web Siikolu, terdapat peta potensi investasi digital terhadap 12 organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Bengkulu guna mempermudah calon investor untuk berinvestasi.
Irsan mengatakan melalui peta potensi investasi digital menjadi alat strategis Pemkot Bengkulu dalam menarik minat investor, terutama di era digital.
Untuk 12 OPD yang memiliki peranan penting dalam sektor ekonomi Bengkulu, yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud).
Kemudian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), dan Dinas Pariwisata (Dispar), dan dinas lainnya.
"Keterlibatan OPD-OPD ini sangat krusial, karena mereka memiliki potensi investasi yang berbeda-beda dan bisa menarik berbagai jenis investor," katanya.
Diketahui, realisasi investasi di wilayah tersebut hingga triwulan kedua atau sejak Januari hingga Juni 2024 mencapai Rp579,36 miliar dari target yang ditetapkan sebesar Rp3,5 triliun.