Bengkulu (ANTARA) - Bengkulu Badan Pusat Statistik menyatakan kebijakan Pemerintah Pusat yang memberlakukan diskon tarif listrik bagi masyarakat memberikan pengaruh besar dalam meredam inflasi Provinsi Bengkulu.
"Bahkan Bengkulu pada Januari 2025 ini mengalami deflasi 0,59 persen atau inflasi minus 0,59 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Senin.
Dia mengatakan sebenarnya kelompok makanan minuman dan tembakau mendorong naiknya angka inflasi di Provinsi Bengkulu pada Januari 2025.
Komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng dan daging ayam ras pada awal 2025 ini mengalami kenaikan dan menjadi komoditas pendorong inflasi.
"Jadi kalau kita lihat di sana memang ada yang mengalami inflasi agak tinggi seperti makanan minuman dan tembakau, namun belum mampu memberi pengaruh besar karena terjadinya deflasi 1,55 persen dari sisi tarif listrik, artinya memang betul-betul kebijakan penurunan diskon tarif listrik memang cukup signifikan berpengaruh terhadap inflasi yang terjadi di Provinsi Bengkulu pada Januari 2025," katanya.
Provinsi Bengkulu pada Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,59 persen (mtm) atau mengalami inflasi minus 0,59 persen (mtm), atau secara tahunan sebesar 0,09 persen (yoy).
Inflasi Bengkulu jauh melandai dibandingkan dengan Desember 2024 yang mengalami, pada akhir tahun kemarin inflasi Bengkulu berada pada 0,34 persen (mtm).
Meskipun mengalami deflasi pada awal tahun, Win Rizal tetap mengingatkan Provinsi Bengkulu kemungkinan kenaikan inflasi di bulan-bulan ke depan mengingat pergerakan harga komoditas bahan pokok yang terdorong lebih tinggi akibat pengaruh pasokan komoditas.
"Harga cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan produksi akibat faktor cuaca, dan berkurangnya pasokan mendorong kenaikan. Harga kelapa sawit di tingkat petani dan harga jual pengepul kelapa sawit ke pabrik mengalami penurunan," ujarnya.