Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa sebanyak 24 kelompok tani dari enam daerah di wilayah tersebut menerima Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Bickman di Kota Bengkulu, Senin, menyebutkan bahwa kelompok tani tersebut akan mendapatkan bantuan sebesar Rp60 juta per hektare dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Memang benar, untuk tahun ini dana per hektare naik menjadi Rp60 juta, dari sebelumnya Rp30 juta pada 2024. Dana tersebut akan langsung ditransfer (dikirim) ke rekening kelompok tani," ujar dia.
Ia menerangkan bahwa pada 2025 Provinsi Bengkulu menargetkan perluasan peremajaan kepala sawit mencapai 5.150 hektare, dan bantuan sebesar Rp60 juta per hektare dapat dimanfaatkan para petani untuk membeli bibit, melakukan perawatan, guna meningkatkan produktivitas.
Untuk 24 kelompok tani yang menerima program peremajaan sawit tersebut berasal dari enam wilayah di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko.
Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Rejang Lebong, dari keenam wilayah tersebut paling banyak yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dengan luas lahan mencapai 2.300 hektare.
"Kabupaten Bengkulu Utara menjadi fokus utama karena memiliki potensi sawit yang sangat besar dan kami optimis hasil dari replanting ini akan sangat signifikan," sebut dia.
Bickman menjelaskan bahwa program peremajaan sawit bertujuan untuk mengganti tanaman sawit yang sudah tua atau kurang produktif dengan bibit unggul yang berpotensi menghasilkan lebih baik.
Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Provinsi Bengkulu, serta mendukung peningkatan kontribusi sektor perkebunan terhadap perekonomian daerah.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk terus mendampingi kelompok tani dalam peremajaan, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan pasca-tanam, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan target yang diharapkan.
"Replanting tahun 2025 diharapkan dapat meningkatkan kualitas perkebunan sawit di Bengkulu serta mendukung keberlanjutan produksi sawit yang lebih optimal," terang dia.