Jakarta (ANTARA) - Kondisi cuaca ekstrem di daerah pegunungan tinggi menghadirkan risiko hipotermia bagi orang-orang yang melakukan pendakian.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Faisal Parlindungan Sp.PD menyampaikan bahwa kondisi hipotermia terjadi karena suhu tubuh menurun menjadi di bawah 35 derajat Celsius akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama.
Ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta pada Senin (3/3), ia menyampaikan bahwa gejala hipotermia bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya.
Baca juga: Brigade evakuasi Deko Avriansa, pendaki asal Bengkulu yang tewas di Gunung Dempo
Gejala hipotermia ringan (suhu tubuh 32-35°C), menurut dia, antara lain tubuh menggigil, kulit pucat dan dingin, bicara melambat atau cadel, serta denyut jantung dan pernapasan sedikit meningkat.
Dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta itu menyampaikan bahwa orang yang mengalami hipotermia ringan juga bisa mengalami kebingungan ringan dan kesulitan berkonsentrasi.
Orang yang mengalami kondisi hipotermia sedang (suhu 28-32°C), menurut dia, menggigilnya bisa mulai berkurang atau berhenti karena tubuh kehilangan kemampuan menghasilkan panas.
Tanda kondisi hipotermia sedang lainnya adalah denyut nadi dan pernapasan melambat, kelemahan otot, koordinasi buruk, kesulitan berjalan, disorientasi, kebingungan, bicara tidak jelas, tidak responsif, dan menunjukkan perilaku aneh seperti melepas pakaian meskipun kedinginan.
Baca juga: Pendaki Lilie Wijayanti akan dimakamkan di San Diego Hills Karawang
Orang dengan kondisi hipotermia berat (suhu kurang dari 28°C), menurut dokter Faisal, biasanya tidak sadarkan diri dan mengalami gangguan irama jantung.
"Pernapasan dan denyut jantung sangat lambat atau sulit dideteksi dan pupil melebar dan tidak bereaksi terhadap cahaya," katanya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menolong pendaki yang mengalami hipotermia yakni memindahkannya ke tempat yang lebih hangat dan terlindung dari angin, hujan, atau salju serta membantu menghangatkan kembali tubuhnya.
"Jika seseorang mengalami hipotermia saat mendaki gunung, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menghentikan kehilangan panas dan membantu tubuhnya kembali hangat," kata dokter Faisal.