Bengkulu (ANTARA) - Debut Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia sudah di depan mata. Publik pun penasaran dengan strategi pertama yang akan diracik oleh mantan bintang Barcelona dan AC Milan itu.
Kluivert resmi ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2025, menggantikan Shin Tae-yong. Meski baru empat kali menjadi nakhoda tim sejak terjun ke dunia kepelatihan pada 2008, ia memiliki catatan impresif: tak pernah kalah dalam debutnya sebagai pelatih.
Antusiasme masyarakat begitu tinggi menyambut laga ini. “Lebih nungguin jam 4 ketimbang nunggu magrib,” tulis akun @yeniayu** di Instagram @timnasindonesia, Kamis (20/3/2025).
Membawa pengalaman internasional, Kluivert langsung menerapkan formasi 4-3-3 dengan pressing tinggi dan distribusi bola cepat dari lini tengah. Target utama pun jelas: mengakhiri rekor buruk Indonesia saat berhadapan dengan Australia.
Modal kemenangan atas Arab Saudi menjadi suntikan kepercayaan diri bagi Garuda. Laga ini akan menjadi awal perjalanan baru di bawah arahan Kluivert, dengan harapan bisa membawa Timnas Indonesia terbang lebih tinggi di kancah internasional.
Dalam merancang strategi baru bagi Garuda, Kluivert tidak bekerja sendirian. Ia mendapat dukungan dari asisten pelatih Alex Pastoor, Danny Landzaat dan Gerald Vanenburg, para sosok yang membawa pengalaman besar dari sepak bola Eropa.
Baca juga: Lima pemain timnas dengan menit bermain terbanyak di klub musim ini
Baca juga: Kluivert terkesan dengan latihan perdana Timnas Indonesia
Pastoor
Alex Pastoor merupakan salah satu asisten pelatih Timnas Indonesia yang membawa pengalaman luas dari dunia sepak bola Eropa. Lahir di Amsterdam, Belanda, pada 26 Oktober 1966, Pastoor memiliki latar belakang sebagai pemain profesional sebelum beralih ke dunia kepelatihan. Sebagai gelandang, ia sempat membela beberapa klub Belanda, termasuk FC Volendam dan SC Heerenveen. Setelah gantung sepatu, ia menekuni karier sebagai pelatih dan meraih berbagai pencapaian di liga Belanda.
Sebagai pelatih, Pastoor dikenal karena kemampuannya dalam membangun tim dan mengembangkan pemain muda. Ia sukses membawa Excelsior promosi ke Eredivisie pada musim 2010/2011 dan kemudian meraih gelar juara Eerste Divisie bersama Sparta Rotterdam di musim 2015/2016. Keberhasilannya berlanjut saat ia membawa Almere City promosi ke Eredivisie untuk pertama kalinya dalam sejarah klub pada musim 2022/2023. Rekam jejak ini menunjukkan keahliannya dalam membentuk tim yang kompetitif, bahkan dengan sumber daya yang terbatas.